Kemenkes monitoring pendidikan gizi di puskesmas Majasem kota cirebon

Kemenkes monitoring pendidikan gizi di puskesmas Majasem kota cirebon

CIREBON- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan monitoring ke Posyandu Durian, RW 13 Mekar Sicalung, terkait penyuluhan deteksi dini stunting. Termasuk melihat secara langsung Puskesmas Majasem melakukan sosialiasi kepada ibu-ibu.

Nutrisionis Puskesmas Majasem, Rindu Mulyantika SKM menjelaskan, pihaknya melakukan pendidikan dan penyuluhan gizi metode ceramah serta tanya jawab tentang stunting di depan ibu-ibu yang memiliki balita maupun ibu hamil. Mereka, kata Rindu, diberikan penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini stunting. Termasuk disuguhkan demo masak, bagaimana memasak makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi bagi anak-anak.

Demo masak termasuk yang memasak kader Posyandu Durian RW 13 Kelurahan Karya Mulya.

Acara ini, kata Rindu, sebenarnya ada di enam titik. Yakni RW 3, RW 6, RW 7, RW 8, RW 10, dan RW 13. \"Ini bagian dari program pencegahan balita stunting di wilayah Puskesmas Majasem. Balita yang mengalami stunting 12,5 persen,\" ujarnya.

Puskesmas  Majasem, kata Rindu, mempunya inovasi Gelang Anting (Gerakan Penanggulangan Anak Stunting). Melalui Gelang Anting ini, dirinya berharap  bisa mengedukasi masyarakat tentang pendidikan gizi melalui pemberian makanan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dan balita di wilayah Puskesmas Majasem. Upaya yang dilakukan melalui Gelang Anting ini adalah edukasi gizi ibu hamil dan balita. \"Ibu hamil juga diedukasi untuk mencegah stunting, termasuk minum tambah darah,\" ujarnya.

Perencana di Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Tito Ahmad Satori mengungkapkan, Kemenkes RI turun langsung dari Jakarta dan berkesempatan meninjau pelaksanaan pendidikan gizi di Kota Cirebon. Hari ini, kata Tito, pihaknya memonitoring dan pendampingan. “Sebetulnya, ini pilot project, pendidikan gizi yang dilakukan di 16 daerah di Jabar. Edukasi ini ada di Kota Cirebon dan di Kota Bogor saja,\" ungkap Tito, di Baperkam RW 13 Mekar Sicalung, kemarin.

Tujuan dari program tersebut, lanjut Tito, adalah mememuhi gizi masyarakat melalui pemberian makanan berbasis pangan lokal. Sehingga, secara teknis, bagaimana caranya masyarakat diajarkan untuk memasak masakan lokal di daerah dengan gizi seimbang yang dibutuhkan anak.

Selanjutnya, kata Tito, tahun depan diserahkan di provinsi, dan akan dialokasikan anggaran dekonsentrasi di Dinas Kesehatan Jabar. Itu pun belum bisa dilakukan di semua daerah, melainkan prioritas di daerah lokus stunting. Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita dan ibu hamil, serta pemberian dan pemenuhan gizi berbasis pangan lokal. Jadi tidak perlu lagi nyari makan jauh-jauh untuk memenuhi asupan gizi anak.

Pendidikan gizi, kata dia, akan dilaksanakan dalam delapan kali pertemuan. Di Kota Cirebon, pelaksanaannya masuk kloter terakhir dari 15 daerah lain yang juga menjadi pilot project.

\"Di Kota Cirebon, tanggal dimulai pada 13 Desember, 8 kali pemberian materi, kegiatannya diisi dengan demo masak. Kemudian diharapkan bisa dipraktikkan di rumah untuk memenuhi gizi ibu hamil dan balita, agar dapat mengurangi angka stunting,\" pungkasnya. (abd/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: