Kena PHK karena Pandemi Covid-19, Kini Samin Mantap Jadi Petani

Kena PHK karena Pandemi Covid-19, Kini Samin Mantap Jadi Petani

MAJALENGKA - Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum berakhir, menyimpan cerita mendalam bagi Samin (38) warga Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

Ia terpaksa kehilangan pekerjaannya karena perusahaan tempatnya bekerja harus mengurangi karyawan, akibat pandemi Covid-19.

Pasalnya, pada Saat pandemi Covid-19 tidak sedikit pengusaha maupun perusahaan di wilayah Majalengka gulung tikar, akibat tidak mampu membayar upah para pekerja.

Buntutnya, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan beberapa perusahaan akibat berkurangnya pendapatan. Pengurangan pekerja pun harus dilakukan demi menyelamatkan perusahaan.

Salah satu korbannya adalah Samin. Sebelumnya ia merupakan seorang pekerja di salah satu pabrik garmen yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Perusahaan tempat dia mencari nafkah terpaksa gulung tikar akibat badai pandemi Covid-19 yang menerpa awal tahun 2020.

Berbagai usaha sudah Samin lakukan untuk menutup kebutuhan rumah tangganya. Tetapi setiap usaha yang dirintisnya tidak bisa memberikan hasil untuk bisa menutup kebutuhan keluarganya.

Namun, dengan tekad yang bulat, Samin mulai merintis usaha barunya yakni terjun menjadi petani palawija jenis oyong.

Dengan memanfaatkan lahan milik tetangga yang ada di sekitar rumahnya, Samin bersama teman-teman petani di desanya mulai menanam oyong.

“Saya tidak nyangka, saat panen perdana palawija jenis oyong mulai dilirik para bandar sayuran untuk dijual ke pasar induk Jakarta,” tutur Samin.

Palawija oyong yang biasa harganya murah sekitar Rp2.500 per kilogram, saat ini harga jual di tingkat petani cukup lumayan, sekitar Rp5 ribu per kilogram.

“Mungkin ini jalan yang telah dikasih oleh Allah. Kini saya menggeluti menjadi petani dengan menanam palawija jenis oyong. Alhamdulillah hasilnya cukup untuk menutup kebutuhan keluarga di rumah,” kata Samin, Selasa (14/12/2021).

Dia menanam oyong di lahan seluas satu hektare. Lahan ini disewa dari pemiliknya dengan harga Rp15 juta setahun.

Sebelum ditanam oyong, pada musim rendeng ditanami padi terlebih dahulu. Setelah panen rendengan, baru lahan yang disewanya ditanam palawija.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: