IAIN Syekh Nurjati Menyongsong Universitas Islam Siber Pertama di Indonesia

IAIN Syekh Nurjati Menyongsong Universitas Islam Siber Pertama di Indonesia

CIREBON - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas berdiri dihadapan layar tablet, mensimulasikan teknologi face recognition yang tampil di layar besar diiringi dengan gemurh musik.

Setidaknya menggambarkan meriahnya peluncuran perdana Institute Agama Islam Syekh Nurjati Cirebon, menuju Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI), Selasa (14/12).

Para pejabat tinggi yang hadir secara luring dan sekitar 200 mahasiswa Prodi Siber Pendidikan Agama Islam (PAI) yang hadir secara daring pun menyambut peluncuran perdana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Siber University pertama di Indonesia tersebut dengan gemuruh tepuk tangan.

Dalam agenda yang digelar di depan Gedung Siber IAIN Syekh Nurjati tersebut, Menag menuturkan, kendati jadi yang pertama di Indonesia, pihaknya akan terus mendorong UISSI untuk dapat menjadi rujukan dan terdepan dalam penyelenggaraan Penddidikan Tinggi Islam berbasis digital yang tidak hanya mencakup sekala nasional, tetapi juga dunia.

“Saya berharap UISSI ini benar-benar menjadi Universitas prinsipil dalam menjalankan aktivitas sibernya, kedepan coba dirancang fakultas, jurusan, program studi dan kegiatan UISSI yang kompatibel dengan perkembangan zaman kedepan,” tutur Menag dalam sambutannya.

Lebih dari Itu, pria yang akrab disapa Gus Menteri ini menjelaskan, peluncuran perdana UISSI bukan sekedar transformasi Institute menjadi Universitas, melainkan upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama melalui DIrektorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang saat ini masih terkendala akses pendidikan, khususnya sekitar 40.000 guru madrasah yang hingga kini kesulitan meningkatkan kompetensinya ke jenjang S1 lantaran terkendala waktu, jarak dan biaya.

“Saya masih melihat saudara-saudara kita, guru-guru madrasah yang masih sulit mengejar kesejahteraannya, masih belum bisa mengejar sertifikasi. Saya kira ada dua hal yang menjadi penyebabnya, pertama ketiadaan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi, dan kedua, biasanya madrasah berada jauh dari perguruan tinggi sehingga para guru tersebut kesulitan jika harus meninggalkan madrasahnya,” ungkap Menag.

Transformasi Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi atau digitalisasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama dibawah Kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas, untuk itu, pihaknya menekankan akan semaksimal mungkin untuk memastikan UISSI memberikan pendidikan yang berkualitas dengan sarana dan prasarana yang mendukung, juga mampu diakses seluruh kalangan masyarakat lantaran biaya yang mampu dijangkau masyarakat.

“Jadi dengan pendidikan berbasis siber ini, kita menghadirkan keterjangkauan, maka akan keterlaluan kalau UISSI ini nantinya memberikan biaya tinggi,” tandas Menag. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama juga memastikan proses transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia dapat dilakukan dengan cepat, pihaknya pun akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pendayaguna Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, untuk memastikan proses yang kini berada di Kemenpan RB dapat dituntaskan dalam waktu dekat. Terkait kekurangan fakultas pun telah diajukan dan ditandatangani untuk segera diproses. “Saya akan berkomunikasi dengan Menpan RB untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” sambung Menteri Agama.

Hadir pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M. Ali Ramdhani mengamini arahan Menteri Agama, dimana dari hasil kerja sama Direktorat Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam dan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah yang dikomandoi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, para mahasiswa UISSI, nantinya mendapatkan beasiswa.

“Sesuai yang diperintahkan Pak Menteri, kita ingin memenuhi janji Konstitusi, yakni mencerdaskan anak bangsa, melalui proses pendidikan yang berkualitas, dan cirinya adalah ketika guru-gurunya memiliki kualifikasi-kualifikasi yang telah ditetapkan,” ungkap Ali Ramdhani.

Seirama Dengan Perkembangan Zaman

Ali Ramdhani menekankan pentingnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) hadir pada ruang-ruang publik, dalam hal ini media digital, hal tersebut guna memantabkan eksistensi PTKI baik secara nasional, maupun internasional dalam menangkal arus informasi yang berpotensi merusak generasi bangsa di masa mendatang.

“Sebagai masyarakat yang beriringan dengan dinamika zaman, tentu kita tidak ingin tergerus dan tergilas oleh sebuah dinamika kekinian, kita perlu menghadirkan pendidikan yang kekinian, moderen pada satu sisi, tetapi tetap segar dalam menyajikan sarana yang tidak hanya menyentuh aspek knowlage, tapi dia mampu mengungkit ruang-ruang atitude dan ruang-ruang skill,” tandas Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati Bandung ini.

Dengan begitu, lanjut dia, kedepan pendidikan tinggi, khususnya Keagamaan Islam tidak lagi menjadi kemewahan bagi sebagian anak bangsa, melainkan dengan hadirnya UISSI, maka bagi siapa saja yang ingin menempuh Pendidikan Tinggi. “Kita berharap bahwa sebuah proses pendidikan tidak melulu menjadi ruang kemewahan bagi anak yang belajar pada ruang formal, tetapi juga mejadi ruang bagi siapa saja yang ingin mengembangkan kapasitas diri,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: