Golkar Boikot Rapat Pansus RPJMD

Golkar Boikot Rapat Pansus RPJMD

KEJAKSAN- Kemarahan Partai Golkar masih berlanjut. Rapat perdana Pansus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), kemarin, tidak ada satupun wakil rakyat dari Fraksi Golkar yang hadir di agenda penting itu. Rapat sendiri dipimpin Ketua Pansus RPJM dari Fraksi Demokrat, Junaedi SH. “Iya, tadi (kemarin, red) rapat perdana tidak dihadiri Fraksi Partai Golkar,” kata Junaedi. Junaedi menjelaskan, komposisi Pansus RPJMD terdiri dari 10 orang anggota dewan, ditambah dari 3 unsur pimpinan. Meskipun Fraksi Golkar tidak hadir, rapat tetap berlangsung. Bahkan pansus menargetkan pembahasan RPJMD selesai sekitar 28 Oktober 2013. Artinya, sambung Junaedi, dewan hanya fokus kepada 1 raperda yakni RPJMD, sedangkan yang lainnya untuk sementara ditunda. Sementara itu, koran ini sempat melihat Ketua Fraksi Partai Golkar yang juga anggota pansus RPJMD, Andi Riyanto Lie, justru mengikuti sebuah acara di salah satu hotel di Jl Kartini. Sehari sebelumnya, Andi melakukan aksi walk out setelah menganggap penetapan ketua Pansus RPJMD dilakukan secara sepihak, bahkan dimonopoli Demokrat. Andi sendiri walk out dengan alasan pembentukan Pansus RPJMD dibuat-buat dan mengada-ngada. \"Bagi saya bukan permasalahan siapa yang menjadi ketuanya, tetapi bagaimana proses pembentukannya,\" ujarnya. Awalnya, kata Andi, di tengah pembentukan pansus sebelum paripurna dimulai, sempat terjadi break selama tiga menit. Namun setelah tiga menit berselang rapat tidak kembali digelar. Akhirnya dirinya pun tidak mengikuti rapat tersebut. \"Kita disuruh nunggu 3 menit, tapi ternyata lebih. Sekitar sepuluh menit. Ya kita keluar. Herannya kenapa ini malah ditetapkan. Saya tahu ini mekanisme, tapi tidak seperti ini,\" lanjutnya. Yang membuat Andi tersinggung, Roni mengatakan, yang berhak menjadi ketua pansus adalah partai pengusung Ano-Azis, yakni Demokrat. “Saya kecewa berat, substansi pembentukan susunan pansus kok malah melebar ke arah Golkar yang katanya tidak pernah memberikan rekomendasi Ano Sutrisno sebagai calon wali kota,” sesal Andi. Menurut Andi, Demokrat sudah keterlaluan dengan meremehkan Golkar di forum itu. \"Saat ada bahasa Ano bukan wali kota dari Golkar, ya saya sebagai kadernya tersinggung. Dan penetapan ini menjadi tidak masuk akal. Ketika harga diri partai saya diinjak-injak, ya saya harus fight. Tidak boleh diam,\" tukasnya. GOLKAR-DEMOKRAT BELUM BERTEMU Sementara Wakil Wali Kota Nasrudin Azis menegaskan, belum ada pertemuan antarelite Golkar dan Demokrat seperti yang pernah muncul di media. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon ini mengatakan tidak perlu ada pertemuan elite kedua partai. “Tidak perlu ada pertemuan elite Golkar dan Demokrat,” tegasnya. Azis juga mengingatkan, seluruh parpol pendukung yakni Golkar, Demokrat, PPP, dan PBB untuk tidak berpolemik atas persoalan yang sudah lewat (rekomendasi). Saat ini, kata Azis, ada tugas yang lebih besar, yakni mengawal dan mengkritisi jalannya pemerintahan Ano-Azis agar bisa berjalan dengan baik. Azis juga kembali menegaskan, bahwa dirinya masih seirama dengan Wali Kota Ano Sutrisno. Dia optimistis Ano tidak akan mengabaikan dirinya dalam berbagai kebijakan pemkot, termasuk urusan mutasi pejabat. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: