Wow…Harga Emas Makin Berkilau, Akibat Penguatan Dollar Terganggu Sentimen Omicron
Harga emas menyentuh level tertinggi lebih dari satu pekan, Senin, karena risiko baru terhadap pertumbuhan ekonomi global dari meningkatnya kasus varian Omicron virus corona mengimbangi tekanan dari penguatan dolar AS.
Harga emas di pasar spot stabil di USD1.807,50 per ounce pada pukul 01.39 WIB, setelah mencapai level tertinggi sejak 17 Desember di USD1.813,38 di awal sesi, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Senin (27/12/2021) atau Selasa (28/12/2021) dini hari WIB.
Sementara, emas berjangka ditutup turun 0,2 persen menjadi USD1.808,80 per ounce.
Prospek emas pada kuartal pertama 2022 cukup optimistis, dengan pendorong utamanya adalah inflasi, kata Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.
“Dukungan yang mendasarinya datang dari kekhawatiran inflasi,” kata Wyckoff, menambahkan “kecenderungan The Fed bagi kebijakan moneter yang sedikit lebih ketat tampaknya sedikit menenangkan pedagang emas.”
Emas yang tidak memberikan imbal hasil sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi.
Indeks Dolar (Indeks DXY) bangkit dari level terlemahnya dalam hampir seminggu, membuat emas yang dihargakan dengan greenback kurang menarik bagi pemegang mata uang non-AS.
“Meski ada dolar AS yang lebih kuat, tidak ada banyak pergerakan emas hari ini,” kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig, menambahkan bahwa salah satu alasan utama kurangnya likuiditas adalah pasar yang tutup selama Natal.
Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang sedikit membebani harga logam kuning, Fertig menambahkan.
Meski relatif sepi secara keseluruhan minggu ini, “likuiditas yang rendah membuat berita yang sensitif lebih menonjol, karena pasar yang tipis kemungkinan akan membuat pergerakan harga lebih bergejolak jika terjadi sesuatu,” kata analis DailyFX, Ilya Spivak.
Perak tidak berubah di USD22,94 per ounce, sementara platinum turun 0,7% menjadi USD967,43 per ounce.
Paladium naik 0,1% menjadi USD1.950,24 per ounce, mencapai level tertinggi sejak 22 November di awal sesi. (fin)
BACA JUGA:
- Final AFF, Awas Ada Teerasil Dangda, Striker Thailand yang Sudah 5 Kali Bobol Gawang Indonesia
- Vaksinasi di Indonesia Jangkau 110.812.856 Warga
- Manchester United Tak Mau Beli Pemain yang Belum Divaksin, Liverpool Juga Sama
- Lagi, Ganjar Pranowo Menang Survey Elektabilitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: