Komunitas Duta Anti Perundungan SMK Wahidin Kota Cirebon

Komunitas Duta Anti Perundungan SMK Wahidin Kota Cirebon

PERUNDUNGAN bisa terjadi di mana saja. Begitu pula dalam lingkungan sekolah yang persentase kemungkinan terjadinya lebih besar pada anak-anak usia remaja. Untuk mencegah hal itu, hadirlah suatu komunitas yang menciptakan sosialisasi tentang bentuk-bentuk perundungan dan bagaimana cara mencegah perundungan tersebut.

Komunitas Duta Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan SMK Wahidin Kota Cirebon, yang dibina oleh Yuningsih SH dan Mia Noviani SPd dibentuk pada tanggal 5 Oktober 2021. Komunitas ini dibentuk sebagai wadah sosialisasi untuk mengenalkan dan mencegah terjadinya perundungan di sekolah. Anggotanya berjumlah 30 orang, direkrut melalui survei awal dari kementerian melalui u-report Indonesia. Dengan sasarannya yakni siswa, guru, dan staf TU.

Kegiatan dalam komunitas ini diantaranya memberikan bimbingan teknis oleh fasilitator guru, duta anti perundungan memberikan sosialisasi kepada teman-teman tentang sekolah bebas anti perundungan, dan memberikan informasi tentang bentuk-bentuk perundungan dan upaya pencegahannya.

\"Tujuan dibentuknya komunitas agen perundungan ini untuk menjadikan SMK Wahidin sebagai sekolah ramah anak yang terbebas dari perundungan dan tindak kekerasan,\" tutur Ibu Yuningsih dalam wawancara kepada Radar Cirebon.

Dalam menjalankan sebuah kegiatan, tentunya ada tantangan yang dihadapi. Begitu pula dengan agen perundungan ini, seperti yang dikatakan oleh Yuningsih bahwa masih kurang pahamnya siswa melapor jika terjadi perundungan di sekolah.

\"Suka duka dalam agen perundungan ini, sukanya mendapat ilmu baru dan bisa kompak dalam mengurangi perundungan di sekolah. Untuk dukanya masih banyak yang menganggap bahwa perundungan/bully merupakan hal yang biasa dan lumrah,\" ucap Ibu Yuningsih.

Pada akhir wawancara, terbesit harapan untuk agen perundungan ini. Diantaranya adalah tidak ada lagi perundungan yang terjadi dalam ranah sekolah. Sehingga, bisa menciptakan perlindungan HAM kepada para warga sekolah.

\"Harapan untuk kedepannya. Semoga dengan adanya duta anti perundungan, di SMK Wahidin tidak terjadi lagi perundungan yang dilakukan oleh guru, siswa, ataupun warga sekolah lainnya, baik dilakukan secara fisik, verbal, bahkan sosial,\" tutup Ibu Yuningsih mengakhiri wawancara. (susan)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: