Sesal Istri

Sesal Istri

Tak lama kemudian dari monitoring HP suami, sang istri tahu: posisi suami ada di rumah sakit. Lalu ada pemberitahuan resmi mengenai keberadaan suami.

Dia pun meluncur ke rumah sakit. Dia masih membayangkan sang suami hanya terluka yang bisa disembuhkan.

Tapi begitu masuk ruangan, dia melihat sosok suami sudah ditutup pembungkus mayat. Dia pun merangkulnya. Memanggil-manggil namanya. Yang dipanggil diam saja.

\"Saya masih berharap ia mau membuka mata sebentar saja untuk mengucapkan bahwa ia mencintai saya. Sekali saja. Untuk yang terakhir,\" katanyi.

Apa yang dia harapkan tidak terjadi. Dia masih ingat Jason selalu mengucapkan \"I love you\". \"Ketika saya yang mengatakan I love you ia selalu membalas \'I love you more,\" ujarnyi.

Tidak ada lagi ucapan itu. Dia pun terkulai di rumah sakit. Dia sangat menyesal mengapa pagi itu harus bertengkar. Dan ternyata benar, seandainya pagi itu tidak pesan Uber, itulah kali terakhir suami mengantarkannyi pulang.

Mereka berdua sudah berteman sejak dari SD. Terus berteman. Sampai akhirnya saling mencintai. Baru tiga bulan lalu mereka menikah. \"Ketika sampai saatnya saya mengucapkan \'I do saya masih heran bahwa kami ternyata saling mencintai,\" ujarnyi.

Kisah Domonique itu harus sering terhenti oleh isaknyi. Juga oleh telapak tangannyi yang tetap sering ditepukkan ke podium —seperti untuk mengendalikan emosi, atau menahan tangis. Sesekali telapak tangannyi juga mengelus-elus kertas seperti menyingkirkan tetesan air mata di kertas itu.

Di penutup pidatonyi, Domonique mendapat tepuk tangan panjang. Diikuti dengan standing ovation. Yakni ketika dia mengucapkan kata-kata seolah itu kata-kata sang suami.

\"Sekarang ini kita semua dalam keadaan tidak aman. Sistem. Keamanan kita telah gagal. Semoga jaksa distrik yang baru mendengarkan kata-kata saya ini,\" ujarnyi seperti menyuarakan perasaan sang suami.

Bahwa semua pelayat bertepuk tangan panjang, itu karena mereka setuju dengan kalimat tersebut.

Jaksa distrik New York yang baru memang bikin langkah yang sangat kontroversial. Sampai banyak yang menuntut agar Gubernur New York memecatnya —padahal gubernur tidak punya wewenang itu.

Sang jaksa, menurut New York Post, hadir di acara itu. Berarti ikut mendengar sendiri kata-kata Jason. Bahkan mungkin juga ikut berdiri sambil bertepuk tangan.

Dua hari sebelumnya, ketika diadakan acara penghormatan terhadap jenazah Jason, di kantor polisi, sang jaksa baru juga hadir. Dominique tahu bahwa sang jaksa duduk di barisan depan. Maka dia memutuskan pilih duduk di belakang.

Yang sangat menarik perhatian, Dominique tidak mau meninggalkan ruangan sebelum sang jaksa baru itu pergi dari ruang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: