Durian Runtuh

Durian Runtuh

Produksi mobil listrik tidak bisa digenjot. Kelangkaan microchips belum teratasi sepenuhnya. Hingga sekarang.

Presiden Joe Biden bersikeras tidak mau membeli minyak dan gas dari Rusia. Ekonomi Rusia harus dilumpuhkan.

Bahkan Amerika tidak malu menjalin kontak baru dengan musuh lamanya: Venezuela. Rasanya Amerika akan menjadikan Venezuela sebagai pemasok baru minyak bumi.

Bagaimana dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab? Yang suka sohib tradisional Amerika.

Dua negara itu rupanya lagi ingin menekan Amerika. Mumpung ada momentum. Berbeda dengan Donald Trump, Presiden Joe Biden memang tidak bersahabat dengan MbS —putra mahkota Mohamad bin Salman.

Ketegangan antara keduanya terjadi di tiga front: perang di Yaman, pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, dan di hubungan baru mereka dengan Vladimir Putin yang mulai lebih akrab.

Saudi di zaman Joe Biden ini tidak lagi mendapat dukungan Amerika di perang Yaman. Amerika juga langsung menyatakan MbS sebagai yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Ankara, Turki.

Tapi Amerika kini perlu menstabilkan harga bensin yang sudah keterlaluan. Dan MbS tahu itu. Maka di samping bagaimana Amerika berdiplomasi ke Venezuela menarik juga diamati apa saja langkah Biden di Arab Saudi.

Tentu minyak goreng tidak ada hubungannya dengan perang di Ukraina. Pasti akan banyak yang menentang kalau ide pajak durian runtuh dikenakan juga di Indonesia.

Duriannya beda.

Runtuhnya beda.

Rezeki nomploknya yang sama. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: