Wacana HUT Bersama Mengemuka
SURANENGGALA– Dihelatnya Hari Jadi ke-644 Kota Cirebon, pada 1 Muhharam, Selasa (5/11), membuat wacana lama dibuka kembali terkait disamakannya hari jadi Kabupaten Cirebon dengan Kota Cirebon. Camat Waled, R Udin Kaenudin mengatakan, 1 Muharram adalah momen paling bersejarah untuk Cirebon dalam artian kabupaten dan kota. Pasalnya, pada hari tersebut Pangeran Cakrabuana mendirikan perdukuhan Cirebon dan menjadi pemimpin pertama Negara Cirebon. “Sangat layak kalau Kabupaten Cirebon pun merayakan hari jadinya sekarang, sebagai bentuk perhormatan kita kepada pendiri Cirebon,” tuturnya, kepada Radar. Sebenarnya, kata Udin, dirinya bersama rekan-rekan pegiat budaya sudah melakukan pengkajian ulang atau rekonstruksi sejarah Kabupaten Cirebon. Mengingat, hari jadi Kabupaten Cirebon yang selama ini ditetapkan yakni, 2 April. Pada tanggal tersebut, merupakan momen lepasnya Negara Cirebon dari Kerajaan Galuh yang ditandai dengan tidak lagi mengirim upeti. Padahal, menurut pendapatnya, hari jadi mestinya dimaknai kapan sebuah daerah didirikan, bukan lepas dari wilayah lain. Wacana ini sebenarnya sudah disampaikan ke DPRD Kabupaten Cirebon untuk dibentuk sebuah panitia khusus (pansus) yang merumuskan perjalanan sejarah Kabupaten Cirebon dan tertuang dalam rancangan peraturan daerah, sehingga rumusan itu berpotensi menjadi perda. “Kalau diperdakan akan menjadi landasan hukum,” ucapnya. Sayangnya, Udin tak lagi melihat ada tindak lanjut dari DPRD atas wacana ini. Padahal, ketika pertama kali disampaikan, kalangan parlemen memberi sambutan baik. Tapi, hingga kini tak ada pembentukan panitia khusus seperti yang pernah dijanjikan. “Kami tidak tahu mentoknya dimana, yang jelas sampai dengan sekarang tidak lagi terdengar,” tuturnya. Udin berpendapat, Kabupaten dan Kota Cirebon mestinya berbarengan melaksanakan peringatan hari jadi. Sebab, dulunya Kota dan Kabupaten Cirebon merupakan satu kesatuan sampai dilakukannya pemekaran dan adanya batas-batas administratif. “Jangan karena dipisahkan oleh wilayah administrasi dan politik membuat masyarakat terpecah belah akan pandangan sejarah,” tegasnya. Menilik persoalan tersebut, dalam waktu dekat akan digelar pertemuan akbar budayawan dan sejarawan Cirebon guna membahas persoalan ini. “Malam Minggu (9/11) nanti, kita akan berkumpul untuk membahas sejarah Cirebon secara konferhensif,” tandasnya. Sayangnya, Komisi I DPRD yang menangani persoalan ini masih belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini ditudunkan, termasuk via telepon selularnya. (jun )
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: