PDAM Bidik Mata Air Salem
KUNINGAN- PDAM Kuningan akhirnya menemukan sebuah mata air potensial untuk menangani penderitaan panjang warga Kecamatan Cibingbin dan Kecamatan Cibereum yang hidup tanpa kelayakan air bersih. Yaitu mata air Salem, Kabupaten Brebes, daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Cibingbin. “Saya belum tahu namanya mata air apa. Sementara saya sebut mata air Salem, Brebes. Debitnya besar, airnya juga bagus, karena berada di daerah perbukitan,” terang Direktur PDAM Kuningan, Deni Erlanda, saat koordinasi dengan Kadis Tata Ruang dan Cipta Karya, Drs H Lili Suherli MSi, Selasa (12/11), kepada Radar. Dari Cibeurem-Cibingbin, letak mata air Salem diprediksikan Deni memiliki jarak sekitar 15 kilometer. Ia memastikan, mata air Salem bisa menjadi solusi dari persoalan panjang air bersih di Kecamatan Cibeurem dan Cibingbin. Selama ini, kedua kecamatan tersebut kesulitan air bersih. Setiap tahun juga, air bersih bagi warga kedua kecamatan itu dipasok melalui pengiriman air bersih dari PDAM melalui mobil tangki. “Setiap kemarau, kami kirim mobil tangki terus. Mudah-mudahan mata air Salem betul-betul bisa menjadi solusi. Sebab kita punya kewajiban untuk melayani air bersih buat masyarakat,” ucap mantan politisi PDIP itu. Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kuningan Drs H Lili Suherli MSi, berencana untuk membawa hasil penemuan mata air Salem oleh PDAM ini ke program terpadu Kuningan Summit. Pasalnya, letak mata air berada di daerah Salem, Brebes. “Statusnya nanti begini, air diambil dari Salem. Dikelola oleh PDAM Kuningan. Airnya dialirkan ke Kuningan Timur dan Brebes. Maka akan pas jika rencana ini dimasukkan ke program Kuningan Summit,” jelas Lili. Pihaknya juga akan ikut mengkaji berapa desa yang akan mampu diairi dari mata air Salem. Ia berjanji akan membantu pembangunan instalasinya dengan cara memasukan program ini ke Rancangan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Kemudian akan dibuatkan DED untuk segera diajukan ke pemerintah pusat, yang nantinya dipadukan dengan program keciptakaryaan daerah. “Tapi tetap kita harus survei dulu lebih teliti mata airnya. Lihat dulu besaran debitnya,” ujar dia. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: