Pilkades Biyawak Diulang 17 November

Pilkades Biyawak Diulang 17 November

MAJALENGKA - Kabag Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Majalengka, Adang Haedar SH mengaku prihatin terkait kerusuhan Pemilihan Kepada Desa (Pilkades) Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Selasa (12/11). Pasalnya, pelaksanaan pilkades secara serentak tahap kedua dari 46 desa se-Majalengka, hanya di desa tersebut yang mengalami kendala penyelenggaraannya. Alhasil, pascaperistiwa itu, berdasarkan berkas laporan yang diterima pihaknya melalui kecamatan dan panitia penyelenggara terdapat kesimpulan bahwa pelaksanaan pilkades akan diulang pada Minggu (17/11) mendatang. “Rencananya pelaksanaannya akan diulang hari Minggu mendatang,” ujarnya, kemarin (13/11). Namun demikian, secara kesiapan pihaknya belum bisa memastikan jika pada hari tersebut akan diberlangsungkan pilkades susulan. Sebab, hal itu akan dimusyawarahkan melalui rapat bersama tim fasilitas di antaranya, pihak keamanan (polres) beserta Kodim 0617 Majalengka dan kejaksaan. Rapat tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada Jumat (15/11). Adang juga belum bisa memberikan komentar lebih terkait persiapan khusus yang akan dilakukan mengingat keputusan itu usai rapat bersama tim. Pihaknya tetap akan meminta laporan terakhir dari kecamatan, panitia pilkades, serta pihak kepolisian terkait situasi keamanan di wilayah tersebut. “Mungkin saja penjagaannya lebih diperketat dan diberlakukan aturan lebih tegas kepada para calon kepala desa. Tapi itu keputusannya nanti setelah rapat dengan tim,” tandasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, pemilihan kepala desa (pilkades) secara serentak di Kabupaten Majalengka diwarnai kericuhan di Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Selasa (12/11). Informasi yang dihimpun di tempat kejadian perkara (TKP), peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB saat penyelenggaraan pesta demokrasi itu baru dimulai. Namun, pilkades yang awalnya berjalan tertib itu tiba-tiba dari luar arena muncul insiden keributan kecil sejumlah warga. Dua calon kepala desa dari tiga calon yang bertarung pada pilkades tersebut masing-masing nomor urut 1 yakni Kana dan Caca Dadang Johari dari nomor urut 3 ini langsung meminta pelaksanaan dihentikan sementara karena keduanya menilai ada dugaan indikasi penyelewengan beberapa formulir surat suara dari jumlah pemilih 3.796 ini. “Kami tidak mengetahui kejadian karena saya sibuk melayani penandatanganan dan membagikan surat undangan bagi warga. Tiba-tiba saja ada masa yang masuk ke arena dan langsung diamankan petugas,” ujar ketua panitia pilkades, Suyanto kepada sejumlah wartawan. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: