Kenapa PKB Jauh Lebih Penting daripada Pesantren
Oleh: KH Imam Jazuli Lc MA*
UMAT muslim Indonesia, khususnya warga NU (Nahdliyin), memiliki satu tujuan yang sama, yaitu beribadah pada Tuhan melalui berbagai dimensi kehidupan, termasuk pendidikan pesantren.
Jauh sebelum era kolonialisme dan kemerdekaan, umat muslim telah mengabdikan hidup mereka untuk mendakwahkan Islam melalui jalur pendidikan pesantren.
Setelah era kolonialisme datang, pondok pesantren tidak sekadar mengajarkan ilmu-ilmu agama dan membangun etika sosial muslim, lebih dari itu menjadi corong perjuangan untuk meraih kemerdekaan.
Kiai-kiai pesantren dan para santri menjelma pahlawan-pahlawan nasional. Perjuangan itu semakin nyata tatkala era kemerdekaan tercapai. Para kiai dan santri terjun ke ranah politik kebangsaan dan kekuasaan untuk turut serta membangun bangsa dan negara.
Baca juga:
- Cerita Nania Idol Kembali Memeluk Islam Setelah 13 Tahun Murtad
- Gus Thuba Cucu Gus Miek Dicap Sombong dan Angkuh, Habib Abdul Qodir: Ada Orang Usil
Sejak Orde Lama, Orde Baru, hingga reformasi, komunitas pesantren ini berkecimpung dengan serius di politik kekuasaan, yang terejawantah dalam aktivisme partai politik mereka.
Nahdliyin sempat mendirikan partai politik NU, berafiliasi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sampai mendirikan partai politiknya sendiri, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sejak PKB berdiri, pondok pesantren menjadi \"hulu\" dan partai politik menjadi \"hilir\" dari seluruh bentuk aspirasi pondok pesantren.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: