Misteri Pakaian dan Telepon Genggam Brigadir J Terjawab, Begini Penjelasan Irjen Dedi
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo --
BACA JUGA:Saksi Baku Tembak Brigadir J, Bripka R Mengaku Sembunyi di Balik Kulkas
"Kami bertanya tentang apakah handphone daripada almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat sudah ketemu atau belum," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Selasa malam.
Dia mengatakan penyidik saat itu tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya itu.
"Saya tanya apakah saya harus berkirim surat untuk menanyakan itu sudah (dikuasai, red) penyidik handphone-nya?" ucap Kamaruddin.
Menurut Kamaruddin, Brigadir Yosua memiliki empat ponsel dengan nomor yang berbeda.
Dia juga mengonfirmasi kepada penyidik perihal keberadaan pakaian Brigadir J yang dikenakan sebelum insiden yang disebut polisi sebagai baku tembak itu.
"Mereka (penyidik, red) juga tidak bisa menjawab," ujar Kamaruddin.
Kamaruddin menyatakan pakaian itu penting diketahui. Sebab, jika Brigadir J tewas akibat tertembak maka bisa terlihat dari baju tersebut.
"Kenapa tanya soal baju? Kalau ditembak berarti bajunya bolong dan berdarah, kalau ditembak dari belakang, otaknya, darahnya bercucuran kena ke baju," ujar dia.
Kamaruddin mengatakan keberadaan baju penting diketahui guna mengungkap penyebab luka yang dialami Brigadir J.
"Kemudian, dilukai di pundak kanan tentu bajunya juga rusak karena sampai luka terbuka. Apakah itu karena golok atau sayatan? Kami belum tahu. Dengan ada bajunya akan ketahuan," tutur Kamaruddin.
Brigadir J disebut tewas seusai baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas nonaktif Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7).
Saat baku tembak, konon Brigadir J memakai pistol HS 9, sedangkan Bharada E menggunakan Glock 17.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com