Awal Mula Keraton Cirebon Jadi 4, Ada Hubungan dengan Mataram

Awal Mula Keraton Cirebon Jadi 4, Ada Hubungan dengan Mataram

Salah satu sudut di Keraton Kasepuhan Cirebon. Salah satu versi sejarah mengungkap Keraton Cirebon terbagi jadi 2 lalu kemudian disusul dengan 2 keraton lainnya sehingga kini berjumlah 4.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Kota Cirebon punya keunikan tersendiri. Satu diantaranya adalah satu kota, tetapi memiliki 4 keraton. Berikut adalah awal mula Keraton Cirebon terbagi jadi 4. 

Tim Pustaka Keraton Karnoman, Farihim S Hum mengungkap kisah awal mula Keraton Cirebon jadi 4. Rupanya, ini terjadi di era cicit dari Sunan Gunung Jati.

Menurut Farihin, kisah Keraton Cirebon terbagi jadi 4, tidak lepas dari hubungan Kerajaan Mataram yang ketika itu memiliki hubungan perkawinan dengan Kesultanan Cirebon.

Setelah kejadian itu, mulanya Keraton Cirebon terbagi terlebih dahulu jadi 2 dan di era berikutnya berubah lagi menjadi 4. Dengan latar belakang cerita yang berbeda-beda. 

BACA JUGA:Identitas Korban Mobil Tertabrak Kereta Api di Cirebon, 4 Warga Losari Meninggal Dunia

BACA JUGA:Wisata di Pelabuhan Cirebon, Gedung Tua Bakal Disulap Jadi Tempat Rekreasi

Kendati demikian, Farihin hanya mengulas bagaimana awal mula Keraton Cirebon terbagi jadi 2. Yakni, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman.

Sejatinya, hubungan keduanya adalah kakak beradik meski dari sejumlah sumber berbeda menyebutkan hubungan pertalian kakak adik ini dari beda ibu.

Pemisahan Keraton Kanoman dan Kasepuhan, terjadi di era Panembahan Girilaya anak dari Sedang Gayam. Atau cucu dari Pangeran Mas Mochammad Zainul Arifin.

Bisa dibilang generasi cicit dari Sunan Gunung Jati. Penembahan Girilaya waktu itu memiliki istri dari Mataram. Anak dari Amangkurat I.

BACA JUGA:Batu Lingga Gunung Ciremai, Tempat Sunan Gunung Jati Bermunajat dan Kisah Nyi Linggi Mencari Kesaktian

BACA JUGA:Hasil Pertandingan Liga Inggris Tadi Malam: Chelsea Menang, Liverpool Seri, Tottenham Pesta Gol

Penambahan Girilaya sejak pertama kali bertakhta diundang mertuanya datang ke Mataram bersama dua putranya Martawijaya dan Kartawijaya.

Undangan tersebut mulanya dikira rasa kangen. Ternyata berubah menjadi tahanan terhormat. Karena itu, selama 12 tahun mereka tertahan di Mataram. Tidak bisa pulang ke Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kisah tanah jawa