Suharso Monoarfa Jadi Sorotan Publik di Medsos, PPP Minta Maaf
Suharso Monoarfa-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-
Radarcirebon.com, JAKARTA – Belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial (medsos) terkait pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa
Dalam sebuah acara internal PPP berupa 'Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) di Gedung ACLC KPK, Jakarta 15 Agustus 2022 kemarin, Suharso Monoarfa menyinggung prilaku oknum di lingkungan pondok pesantren (ponpes) yang kerap meminta sesuatu jika ada pejabat yang berkunjung.
Suharso pidatonya, menceritakan pengalaman dimintai sesutu oleh oknum pengelola ponpes ketika dia menjabat Plt Ketum PPP.
BACA JUGA:Daihatsu Hadirkan Modifikasi Xenia Sport Bergaya JDM di GIIAS 2022
"Saya akan mulai dari satu cerita. Ketika saya kemudian menjadi plt ketua umum, saya mesti bertandang pada beberapa kiai besar, pada pondok pesantren besar.”
“Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan lalu saya pergi begitu saja," kata Suharso dalam video tersebut yang tersebar di media sosial.
Suharso tidak jelas menyebut siapa dan nama ponpesnya, namun dia mengatakan, dirinya diminta untuk memberikan sesuatu ke kiai usai berkunjung.
BACA JUGA:Tim Ekspedisi Kebangsaan Cirebon Bandung Tiba di Gedung Sate, Disambut Gubernur Jabar Ridwan Kamil
"Ya saya minta, apa, didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan, di-WhatsApp, 'Pak Plt, tadi ninggali apa nggak untuk kiai?'" ujarnya.
Suharso kemudian menanyakan balik maksud 'ninggali' usai bertemu kiai. Dia menyangka ada barangnya yang tertinggal di lokasi tersebut.
"Maka sampailah dalam, setelah keliling itu ketemu, lalu dibilang pada saya, 'Gini Pak Plt, kalau datang ke beliau-beliau itu, mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya nggak bawa.”
“Tanda matanya apa? Sarung, peci, Qur'an atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini'. Gitu. Then I have to provide that one. Everywhere," kata Suharso.
BACA JUGA:New Xpander Cross Hadir di Kota Medan dalam Pameran Mitsubishi Motors Auto Show
Suharso menyebut fenomena ini masih terjadi hingga saat ini. Menurutnya. jika sehabis pertemuan tidak ada amplop, itu terasa hambar. Suharso mengaku tengah membenahi hal ini.
"Dan setiap ketemu, Pak, ndak bisa, Pak, bahkan sampai hari ini. Kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu nggak ada amplopnya, Pak, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. This is the real problem that we are fixing today," ujar dia.
Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani menyampaikan permintaan maaf dan kedepan akan ke depan akan berhati-hati dalam menyampaikan pidato.
BACA JUGA:Mahfud MD Beri Kode Soal Penambahan Tersangka Baru di Kasus Pembunuhan Brigadir J
"Kami memohon maaf yang setulus-tulusnya kepada para kiai dan berjanji bahwa jajaran PPP lebih berhati-hati atau ikhtiyat dalam berucap dan bertindak kedepan agar tidak terulang lagi," kata Arsul dalam keterangan tertulis yang terkonfirmasi, Kamis 18 Agustus 2022.
Arsul Sani mengatakan, Suharso tidak bermaksud menyindir para Kiai. "Ini menjadi pembelajaran bagi kami semuanya untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di ruang publik.”
“Tidak boleh lagi 'terpeleset' atau 'slip of tounge' menyampaikan sesuatu yang berpotensi menimbulkan kontroversi, resistensi atau kesalahpahaman di ruang publik," kata Arsul.
BACA JUGA:Mahfud MD Beri Kode Soal Penambahan Tersangka Baru di Kasus Pembunuhan Brigadir J
"Ke depan memperjuangkan kebijakan dan legislasi yang tidak melanggar atau merugikan ajaran Islam akan makin berat, karena itu partai Islam seperti PPP perlu tetap eksis," ujar Arsul. (jun/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase