Sikapi Program Stasiun Televisi, Asyrof Abdik: Martabat Pesantren Tidak Boleh Dipermainkan
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, M Asyrof Abdik S Hub Int-SAMSUL HUDA-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, M Asyrof Abdik S Hub Int, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap salah satu episode program Xpose Uncensored di Trans7 yang menayangkan konten berjudul provokatif.
Menurut Asyrof, tayangan tersebut dinilai tidak berimbang dan menyudutkan kehidupan pesantren, karena hanya menyoroti sebagian kecil dari realitas tanpa memberikan konteks yang utuh.
"Saya sangat prihatin. Tayangan itu menampilkan kehidupan pesantren secara sepihak. Seharusnya media bisa lebih adil dan memahami nilai-nilai luhur di balik kehidupan santri," ujar Asyrof, Selasa 14 Oktober 2025.
BACA JUGA:GP Ansor Kabupaten Cirebon Kecam Keras Tayangan Xpose Trans7
BACA JUGA:Wujudkan Ekosistem Ketenagakerjaan di Jabar, 64 Perusahaan Terdaftar di Aplikasi Nyari Gawe
BACA JUGA:Tercatat, PT KAI Daop 3 Cirebon Layani 2,9 Juta Penumpang Selama Triwulan 3 Tahun 2025
Politisi muda asal Cirebon ini menegaskan, Trans7 seharusnya tidak hanya memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara publik, tetapi juga datang langsung ke pesantren untuk meminta maaf kepada para kiai dan santri.
"Pesantren adalah lembaga pendidikan yang dihormati. Datanglah langsung, tunjukkan itikad baik kepada para kiai dan santri," tegasnya.
Politikus PKB itu mendesak Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Dewan Pers untuk segera memanggil manajemen Trans7 guna meminta penjelasan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
BACA JUGA:Prabowo Hadiri KTT Perdamaian Gaza, Bukti Indonesia Ikut Menjaga Ketertiban Dunia
BACA JUGA:Baru Tiba dari Mesir, Presiden Prabowo Subianto Beberkan Isi KTT Gaza
BACA JUGA:Kisah Yatim Piatu asal Kuningan, Korban Bullying sampai Putus Sekolah Kini Masuk Sekolah Rakyat
"Kemkomdigi dan Dewan Pers harus bersikap tegas. Jangan sampai pelanggaran seperti ini dianggap remeh. Ini menyangkut martabat tokoh agama dan kepercayaan publik terhadap media," tandasnya.
Asyrof menilai, insiden ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh perusahaan media agar lebih berhati-hati dalam mengangkat tema-tema sosial keagamaan.
"Media memiliki peran besar dalam menjaga harmoni bangsa. Karena itu, menghormati keberagaman nilai sosial dan keagamaan di Indonesia adalah kewajiban," pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


