Kisah Yatim Piatu asal Kuningan, Korban Bullying sampai Putus Sekolah Kini Masuk Sekolah Rakyat
Nuryamna Asyiri (14) bersama Wali Asuh, Arif Nurachman di asrama Sekolah Rakyat Kuningan. -Andre Mahardika-Radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM – Nuryamna Asyiri, yatim piatu asal Kuningan, sempat jadi korban bullying atau perundungan di sekolahnya terdahulu.
Perundungan itu berpengaruh pada mental dan kondisi psikologisnya. Akibatnya, Nuryamna Asyiri putus sekolah di kelas VIII atau kelas 2 SMP.
Namun demikian, pengalaman menjadi korban bullying tidak membuat Nuryamna Asyiri berhenti mengejar cita-cita jadi tentara.
Remaja asal Desa Babatan, Kecamatan Kadugede ini kembali ke sekolah dengan mendaftar sebagai siswa Sekolah Rakyat di Kuningan.
BACA JUGA:Pemuda Asal Gebang Ditangkap Polisi, Pengedar OKT di Pabedilan
BACA JUGA:Spilla Jewelry Buka Cabang di Cirebon, Miliki 2.700 Desain Cincin
Anak yatim piatu sejak usia 8 bulan ini kembali menemukan semangatnya untuk menempuh pendidikan.
"Awalnya mah waktu di sekolah SMP saya sering di-bully. Ya, mungkin gak tahu kenapa, saya ingin sekolah lagi. Tapi sebelumnya tuh, setelah di-bully sampai putus sekolah," ungkapnya, Selasa, 14 Oktober 2025.
Remaja yang lebih akrab disapa Amma ini tinggal hanya dengan kakek dan neneknya, pasangan Cicih Sutarsih dan Demo Sudarmaa, ng bekerja sebagai buruh tani.
Setelah putus sekolah, remaja yang lebih akrab disapa Amma ini pun mencoba bekerja serabutan untuk sekedar mendapatkan uang jajan.
BACA JUGA:Polisi Turun Tangan Buru Pelaku Begal Payudara di Cirebon
BACA JUGA:14 Tersangka Ditahan Polres Indramayu, 7 Kasus Pencurian di 5 Kecamatan
Dia kerap membantu pemilik ternak kambing mencari rumput dengan upah seikhlasnya.
Amma sudah menjadi yatim piatu sejak bayi. Ayah dan ibunya meninggal saat dia baru berusia 8 bulan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


