Kasus Irjen Ferdy Sambo Dianalisa Oleh Mantan Pentolan Intelijen TNI: Bukan Polisi vs Polisi

Kasus Irjen Ferdy Sambo Dianalisa Oleh Mantan Pentolan Intelijen TNI: Bukan Polisi vs Polisi

Irjen Pol Ferdy Sambo-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

Radarcirebon.com, JAKARTA - Kasus Irjen Ferdy Sambo dianalisa oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman B Ponto.

Soleman B Ponto merupakan mantan personal TNI AL dengan pangkat terakhir laksamana muda.

Dia menilai penanganan kasus insiden berdarah di rumah Ferdy Sambo merupakan bentuk peperangan melawan mafia.

"Bukan polisi lawan polisi di rumah polisi, tetapi polisi lawan mafia di rumah polisi," kata Soleman dalam diskusi berjudul Bongkar Kerajaan Mafia Sambo! yang ditayangkan di YouTube, seperti dilansir JPNN, Minggu (21/8).

BACA JUGA:Banjir Gol, Leeds United Tumbangkan Chelsea

BACA JUGA:4 Pernyataan Nikita Mirzani Tentang Ferdy Sambo, Tegas Banget

Alumni Akmil 1978 itu mengibaratkan Ferdy Sambo sebagai mafia. Adapun Nofryansah Yosua Hutabarat disebut sebagai polisi yang melawan mafia.

Diketahui Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas dibunuh di rumah mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri, Irjen Ferdy sambo.

Soleman membeber alasannya menilai Ferdy Sambo sudah pantas disebut mafia.

Menurutnya, mafia yang membunuh orang lain biasanya menghilangkan barang bukti, membersihkan tempat kejadian perkara, membuat alibi, hingga bercerita bohong soal kematian korban.

BACA JUGA:Paul Pogba Dikritik Pedas, Legenda Juventus Fabio Cannavaro Minta Jangan Fokus Rambut Saja

"Empat persyaratan mafia terpenuhi, apa yang dilaksankan oleh Kaisar Sambo," beber Soleman.

Pria asal Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, itu menjelaskan mafia tidak bekerja sendirian.

Soleman menegaskan kasus Sambo juga melibatkan puluhan polisi yang berupaya merintangi penyidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com