Kapolri Minta Mobil Dinas Innova

Kapolri Minta Mobil Dinas Innova

JAKARTA - Beberapa tahun lagi, bukan tidak mungkin Mabes Polri akan melepas image-nya sebagai lokasi showroom mobil mewah. Mobil dinas pejabat Polri tidak lagi akan semewah saat ini, karena bakal ada kebijakan agar pejabat Polri diberi mobil dinas yang murah. Kapolri Jenderal Sutarman mengawali kebijakan itu kemarin. Sutarman menyatakan, untuk pengajuan kendaraan dinasnya pada anggaran tahun depan, dia tidak akan meminta kendaraan mewah. \"Kijang (Innova) saja, yang paling murah,\" ujarnya usai Salat Jumat di Mabes Polri kemarin. Menurut dia, keberadaan mobil dinas yang mewah tidak baik untuk kesehatan anggaran Polri. Jenderal asal Sukoharjo, Jateng, itu menuturkan, selama ini, anggaran Polri selalu saja kurang. Dengan adanya kebijakan mobil murah, maka anggaran yang seharusnya untuk mobil mewah bisa dialihkan untuk kegiatan operasional. Sebab, pengeluaran terbesar Polri ada pada operasional, yang selama ini selalu saja tidak cukup. Menurut dia, mobil dinas yang lebih murah merupakan bagian dari upaya efisiensi dari operasional maupun penbinaan kepolisian. Mobil kijang itu nantinya akan menggantikan Toyota Land Cruiser dan Camry peninggalan Kapolri sebelumnya, Jenderal Timur Pradopo. Harganya yang mahal tentu membawa konsekuensi perawatan yang mahal pula. Sebagai perbandingan, harga Toyota Camry baru ada di kisaran Rp500-675 juta. Kemudian, Toyota Land Cruiser gres antara Rp700 juta sampai Rp1,5 miliar. Sedangkan, harga Toyota Kijang ada pada kisaran Rp200-320 juta. Saat menjadi Kabareskrim, Sutarman pun lebih sering menggunakan Kijang Innova dibandingkan mobil dinasnya, yakni Nissan Teana. Untuk jenderal lainnya, lanjut mantan Kapolwiltabes Surabaya itu, nanti juga akan menyesuaikan. Namun, tidak perlu terburu-buru. \"Yang masih baik jangan diganti. Nanti kalau sudah rusak, baru diganti,\" tambahnya. Selama ini, Jenderal Bintang tiga disediakan mobdin Toyota Camry atau Nissan Teana. Sedangkan, untuk bintang dua mendapatkan Hyundai Sonata. Sementara itu, Kompolnas menyambut baik rencana Kapolri mengganti mobil dinasnya. Sebab, hal itu bisa berdampak ke jajaran di bawahnya. Anggota Kompolnas M Nasser mengatakan, rencana tersebut bisa menjadi pembelajaran baru bagi Polri, khususnya dalam hal membangun kesederhanaan. Sebab, faktanya memang selama ini anggaran operasional Polri memang minim. \"Akan ada efek domino, efek panutan. Kalo bos begitu (sederhana), bawahan manut,\" ujarnya. Namun, dia mengingatkan jika mengganti mobil dinas tidak semudah yang diperkirakan. Anggaran Polri untuk belanja modal sangatlah minim, sekitar delapan persen dari total anggaran untuk kepolisian. Karenanya, tidak mungkin mobil-mobil dinas pejabat Polri akan diganti sekaligus demi mengikuti pimpinannya. Pergantian mobil akan berjalan bertahap, dan butuh waktu panjang karena yang diganti juga banyak. Poin penting dari rencana Kapolri tersebut, lanjut Nasser, adalah kebijakan Polri di masa yang akan datang. \"Sikap Kapolri penting untuk mempengaruhi belanja modal di tahun-tahun berikutnya,\" ucapnya. Manfaatnya baru terasa setelah usia mobil-mobil dinas para pejabat mencapai 10 tahun atau berusia uzur sehingga perlu diganti. (byu)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: