Tiga Srikandi UMC Berdayakan Perempuan Pengusaha Batik Tulis Lewat PKM Kemenristekdikbud
Tiga Dosen Perempuan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) yang menghendaki agar perempuan tetap berdaya di masa transisi.--
Dekan Fakultas Teknik UMC ini juga menyebutkan, peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia melalui beberapa pelatihan seperti penyusunan laporan keuangan, pelatihan pemasaran dan pelatihan inovasi produk, pengadaan peralatan untuk menunjang usaha, peningkatan kualitas produk baik design, inovasi maupun varian produk, serta pemberian label kemasan yang menarik.
Selanjutnya, Desy Lusiyana M.Pd menerangkan bahwa rincian kegiatan dilaksanakan pada September 2022, terdiri dari pemolaan batik kacirebonan dan canting gambar, proses pewarnaan, proses mengunci warna. Tidak hanya itu, terdapat pelatihan pemasaran juga penyusunan laporan keuangan.
Kegiatan ini sebagai wadah bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus guna mendukung penciptaan ekosistem merdeka belajar yang tertuang dalam pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Batik Tulis.
Sedangkan manfaat bagi dosen untuk belajar bermitra dengan dunia industri, sebagai wujud dari kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi Dunia Usaha Dunia Industri.
BACA JUGA:Baim Wong Bikin Konten Prank KDRT ke Polisi, Simak Sindiran Keras Deddy Corbuzier
BACA JUGA:Sweeping Geng Motor di Kabupaten Cirebon, Ada yang Ketahuan Bawa Kratom Sampai Obat Terlarang
Desy yang merupakan Tim LPPM bagian publikasi berharap agar PKM ini memberikan proses pembelajaran yang cukup efektif untuk dosen, mahasiswa, masyarakat dan dunia usaha.
" PKM ini tidak hanya sebatas laporan biasa tapi ada nilai filosofisnya, baik perspektif perempuan juga kebangsaan yang perlu kami perjuangkan. Semoga PKM yang kami lakukan ini menjadi sumbangsih terbaik untuk NKRI, tidak hanya untuk perempuan pengusaha di Cirebon serta Indonesia. Tak kalah pentingnya lagi, kami ingin pastikan batik yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda ini tidak diakuisisi oleh negara lain, sehingga bangsa Indonesia kehilangan warisan budayanya. Kami ingin batik ini menjadi milik bangsa indonesia selamanya," tutup Desy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: