Penyebab Gagal Ginjal Akut Pada Anak Versi Kemenkes dan RSUP Dr Sardjito, Ada Perbedaan
Penyebab gagal ginjal akut pada anak sejauh ini disimpulkan Kemenkes karena kandungan etilen glikol dan dietilen glikol.-Ilustrasi/Dzulham Fadoli-radarcirebon.com
Radarcirebon.com, JAKARTA - Penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak yang disimpulkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan RS Sardjito bisa jadi ada perbedaan.
Sampai saat ini, RS Sardjito masih belum menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi pada anak dan menjadi penyebab gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI).
Di sisi lain, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sudah menyampaikan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak adalah kandungan etilen glikol dan dietilen glikol yang melebihi ambang batas.
Tim Riset RS Sardjito mengatakan bahwa pada sampel anak yang menderita gagal ginjal akut dan mereka tangani, tidak ditemukan kadar tertentu etilen glikol dan dietilen glikol.
BACA JUGA:3 Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Bunda Harus Waspada Bila Terjadi Hal Ini
BACA JUGA:Farhat Abbas Singgung Lesti Kejora Lagi: Lebih Parah dari Baim Wong
"Jadi, (etilen glikol dan dietilen glikol) pada kadar itu belum kami temukan," kata Pakar Nefrologi RSUP Dr Sarjdito Yogyakarta, seperti dilansir dari Antara.
Pada hasil biopsi atau pengambilan sampel jaringan, tim riset menemukan adanya nekrosis tubuluar akut. Temuan nekrosis tubular akut tersebut umum terjadi pada pasien dengan inflamasi atau infeksi kategori berat.
"Yang kami masukan sebagai kriteria gagal ginjal akut progresif atipikal adalah gangguan di tubulus ginjal," kata Retno.
Temuan lain adalah gangguan nekrosis atau kematian jaringan tubulus dan degenerative atau kerusakan pada pipa-pipa di organ ginjal.
BACA JUGA:DPRD Peroleh Informasi Penting dalam Pembahasan 4 Raperda Selama di Jatim
BACA JUGA:9 Makanan yang Bagus untuk Ginjal, Baik untuk Pemulihan Sakit Ginjal
Tetapi, temuan dari Tim Riset RSUP Dr Sarjdito tersebut belum dinyatakan final, karena masih menunggu pengujian sampel dari Labkesda DKI Jakarta.
"Kami sudah mengirimkan beberapa sampel, tetapi belum mendapatkan laporan dari laboratorium yang ditunjuk," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: