Penyebab Gagal Ginjal Akut Pada Anak Versi Kemenkes dan RSUP Dr Sardjito, Ada Perbedaan

Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam pemaparannya menjelaskan, kasus gagal ginjal akut mulai terjadi sejak awal Agustus 2022.

Kemudian pada September, Kemenkes sudah melakukan uji patologi. Salah satunya memeriksa mengenai kemungkinan infeksi bakteri leptospira yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.

BACA JUGA:Kalah dari Bayern Munchen, Barcelona Harus Mengakhiri Petualangannya di Liga Champions 2022-2023 Lebih Awal

BACA JUGA:Tegang! Mesin Pesawat Lion Air JT330 Diduga Meledak Usai Lepas Landas, Ini yang Dilakukan Pilot

Namun, pada hasil pemeriksaan tidak ditemukan bakteri tersebut. Kemudian juga dilakukan pemeriksaan patologi untuk mengetahui terkait kemungkinan dampak dari infeksi covid-19.

Hasilnya dari pemeriksaan patologi ditemukan hanya di bawah 1 persen saja. Dari pemeriksaan berikutnya, kemudian diketahui bahwa 70 persen dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan zat kimia EG dan DEG pada urine.

Tidak sebatas itu, dilakukan langkah konfirmasi kedua, dengan biopsi pasa pasien yang meninggal. Dan setelah diperiksa, ditemukan kerusakan ginjal sesuai dengan ciri-ciri zat kimia tersebut.

"Jadi itu memperkuat analisanya bahwa disebabkan oleh obat kimia ini," kata Menkes, bersama Kepala BPOM, di Istana Negara, belum lama ini.

BACA JUGA:Kalah dari Bayern Munchen, Barcelona Harus Mengakhiri Petualangannya di Liga Champions 2022-2023 Lebih Awal

BACA JUGA:Tegang! Mesin Pesawat Lion Air JT330 Diduga Meledak Usai Lepas Landas, Ini yang Dilakukan Pilot

Analisa ketiga, sambung Menkes, dilakukan dengan mengambil obat-obatan yang ada di rumah pasien, dan diperiksa di Puslabfor Polri.

Hasil pemeriksaan secara kualitatif, ditemukan sebagian besar obat-obatan mengandung senyawa kimia tersebut.

Karena itu, menkes menyimpulkan bahwa penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak adalah senyawa etilen glikol dan dietilen glikol.

Sumber: