Waspada! Stroke Tidak Hanya Menyerang Pasien Lansia, Tapi Belakangan Menyerang Anak Muda

Waspada! Stroke Tidak Hanya Menyerang Pasien Lansia, Tapi Belakangan Menyerang Anak Muda

Ilustrasi penderita stroke-Gerd Altmann-Pixabay

Radarcirebon.com, JAKARTA – Menjadi sebuah keprihatinan bagi dunia kesehatan, bahwa belakangan ini pasien stroke yang usianya dibawah 45 tahun terus meningkat.

Artinya, saat ini siapa pun yang masih berusia muda sangat berpotensi terserang penyakit syaraf ini, tanpa harus menunggu usia tua.

Menurut pakar dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Dyah Tunjungsari  SpN (K), meningkatnya jumlah pasien stroke di usia muda ini disebabkan oleh beberapa faktor.

BACA JUGA:Cara Merawat Cat Mobil Agar Tidak Cepat Kusam, Ternyata Mudah

Selain karena darah tinggi dan kolesterol tinggi, diabetes menjadi penyebab tingginya angka pasien stroke di usia muda dalam beberapa dekade terakhir.

"Diduga ini berpengaruh kenapa pasien stroke usia muda meningkat," kata dr Dyah Tunjungsari yang dilansir dari fin.co.id, Jumat 28 Oktober 2022.

Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia, setiap tahun ada 500.000 penduduk yang terkena stroke dan 2,5 persen diantaranya meninggal, sementara sisanya mengalami disabilitas.

BACA JUGA:Link Live Streaming French Open 2022: Tiga Wakil Indonesia Berebut Tiket ke Semifinal

Dan dalam penyembuhan pasien stroke ini, dokter spesialis saraf konsultan neurodegeneratif di RS Pondok Indah ini mengatakan bahwa proses itu bisa berjalan seumur hidup.

Sedangkan sebagian besar pasien mengalami fase "plateau", di mana setelah tiga bulan pertama stroke, perbaikan gejala seakan menurun.

Ia juga menambahkan bahwa dalam pemulihan stroke, adalah dapat dibantu dengan terapi seperti Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).

BACA JUGA:Suami dan Guru Siti Elina Penerobos Istana Merdeka Jadi Tersangka

Fungsi terapi ini adalah untuk menstimulasi sel saraf otak dan diharapkan, dapat meminimalisir kecacatan serta memperbaiki kualitas hidup pasien yang terdampak.

Dan untuk meminimalkan faktor risiko stroke, masyarakat dapat melakukan modifikasi dalam keseharian mereka.

Modifikasi hidup untuk menghindari stroke di kemudian hari ini kata dia, adalah dengan mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup serta mengurangi stres. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase