Tewasnya Para Pengunjung Perayaan Halloween di Distrik Itaewon Karena Hipoksia, Apakah Itu?

Tewasnya Para Pengunjung Perayaan Halloween di Distrik Itaewon Karena Hipoksia, Apakah Itu?

Tragedi di Itaewon, Korea Selatan saat perayaan Halloween.-Ist-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, JAKARTA – Tewas massal kembali terjadi, kali ini berlangsung di Distrik Itaewon, Korea Selatan, pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Sebanyak 154 orang meregangkan nyawa usai terdesak-desak dalam sebuah perayaan Halloween di Distrik Itaewon yang menjadi pusat ngumpulnya para turis.

Para korban tersebut mengalami henti jantung, bahkan petugas medis yang bertugas di  Distrik Itaewon meminta bantuan masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama CPR pada korban.

BACA JUGA:Update Sidang Pembunuhan Brigadir J: Anak Bungsu Ferdy Sambo Tidak Lahir dari Putri Candrawathi, Melainkan..

Berdasarkan analisis dan diagnosa dr. Vito Anggarino Damay Sp J yang dilansir dari fin.co.id, Senin 31 Oktober 2022, jika korban yang berdesakan dalam kerumunan bisa kekurangan oksigen hingga henti jantung.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesials Kardiovaskular Indonesia (PERKI)  mengatakan, ketika orang-orang berada dalam kerumunan dan berdesakan dengan orang lain.

Misalnya di depan, belakang, kanan dan kirinya, maka napasnya menjadi kurang lega dan ada risiko dada terhimpit sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik.

BACA JUGA:Bahan Baku Zat Berbahaya dalam Obat Sirup Berasal Dari Thailand, BPOM: Biar Polisi yang Menindak

"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito.

Dia melanjutkan, situasi yang tidak terkendali ini, diperparah dengan ketegangan dan adrenalin yang muncul.

Menurut Vito, karbondioksida lebih banyak sehingga pembuluh darah menjadi kuncup. Akibatnya, oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan.

"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen juga. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," tutur Vito.

BACA JUGA:Catat! Inilah Perusahaan Farmasi yang Diduga Memproduksi Obat Sirup dengan Kandungan EG dan DEG

Vito mengatakan, henti jantung karena hipoksia atau kekurangan oksigen dalam sel otot jantung menyebabkan terjadinya detak jantung semakin lambat bahkan asistol atau henti jantung dengan tidak adanya detak jantung.

Tanda awal hipoksia yang dapat dikenali antara lain pusing, sesak, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas. Menurut Vito, terjadinya hipoksia pada setiap orang variatif.

Namun, dia mengingatkan, ketika hipoksia terjadi dalam waktu enam menit maka kerusakan sel otak permanen bisa terjadi.

Dia mengatakan, salah satu cara menolong mereka dengan kondisi henti jantung ialah melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP), yang dikenal sebagai pijat jantung.

BACA JUGA:Bareskrim Polri Tambah Perusahaan Farmasi yang Diperiksa Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

"Pijat jantung dapat menolong meningkatkan survival sampai 40 persen dan bahkan dilakukan tanpa menggunakan bantuan napas," kata dia.

Untuk melakukan CPR, seseorang tak perlu menunggu korban batuk, namun bisa saat dia bernapas tidak normal misalnya gasping atau mengap-mengap.

Orang yang terlatih seperti tenaga kesehatan akan memeriksa kondisi nadi terlebih dulu, tetapi langkah ini tak perlu dilakukan bagi orang tidak terlatih.

Pertama, letakkan dia di permukaan yang rata dan keras. Setelahnya, ekspos dadanya tekan bagian tengahnya dengan ujung telapak tangan.

Kaitkan satu tangan di atas tangan lainnya, lalu lakukan pijat (tekan) dengan cepat dan keras, 100 kali per menit.

BACA JUGA:Ratusan Nyawa Melayang dalam Tragedi Jembatan Putus di India

Pakailah kekuatan dari bahu dan berat badan orang yang melakukan CPR, bukan dari sikut. Jadi, ketika memijat posisi sikut tegak lurus, sementara badan dan pundak yang bergerak turun. Lakukanlah pertolongan ini sembari menunggu tenaga medis membantu.

Sebelumnya, sekitar 50 orang mengalami henti jantung dan mendapatkan CPR usai berdesakan di kerumunan area Itaewon, Seoul, Korea Selatan yang kemungkinan berhubungan dengan pesta Halloween.

Menurut Yonhap, tim cepat tanggap menerima sedikitnya 81 panggilan dari orang-orang di Itaweon yang mengaku mengalami sesak napas.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan masa berkabung nasional pada Minggu, 30 Oktober 2022 setelah perayaan Halloween itu menewaskan ratusan orang dan 76 orang lainnya terluka dalam peristiwa itu. (jun/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase