Finansial Lebih Baik, Pro Duta Tak Lolos
JAKARTA - Tidak lolosnya klub Pro Duta FC membuat manajemen mereka terkejut. Pasalnya, secara finansial, mereka bisa disebut paling baik setelah Semen Padang. Karena itu, mereka mempertanyakan keputusan Exco PSSI tersebut. Jika ditilik dari sisi finansial, Pro Duta sejatinya salah satu klub yang layak lolos ISL. Sebab, mereka adalah klub yang selama ini paling siap dari sisi finansial. Bukan hanya tak memiliki tunggakan dan memiliki proyeksi ke depan yang bagus, tapi secara persiapan tim mereka boleh dinilai paling bagus. Pro Duta menyiapkan tim dengan melakukan persiapan bertanding di Eropa pada Agustus lalu. Setelah itu, mereka juga merencanakan pertandingan melawan tim asal Malaysia untuk persiapan musim depan. \"Kami merasa telah memenuhi lima aspek persyaratan yang diwajibkan untuk dapat lolos verifikasi. Bahkan dari aspek infrastruktur,\" ujar media officer Pro Duta, Handoyo Subosito, kemarin (11/12). Memang, PSSI dalam jumpa pers pasca rapat exco sudah mengumumkan bahwa untuk klub IPL yang dinilai kali pertama adalah sisi infrastruktur. Karena itu, PSM Makassar yang juga berpindah home ground ke Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya dan Segiri, Samarinda, dinilai lebih unggul dari Pro Duta. Pertanyaan dari Pro Duta adalah terkait dengan standar berbeda yang diterapkan oleh PSSI. Pasalnya, Pro Duta yang mengajukan Stadion Bumi Sriwijaya dan Singaperbangsa Karawang dinilai kurang. Sebaliknya, Persita Tangerang yang mengajukan Singaperbangsa dinilai lolos dari verifikasi dan layak berkompetisi dengan sedikit perbaikan. \"Kenapa Persita lolos? Kami mengajukan stadion yang sama (Stadion Singaperbangsa). Tapi, kami kok tidak lolos. Padahal izin penggunaan dari pemerintah Karawang, kami sudah dapat, sementara Persita belum,\" tuturnya. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu keterangan dan alasan resmi dari PSSI mengapa mereka tak lolos. Juga, untuk melihat penilaian resmi dari PSSI terkait aspek-aspek yang sudah didaftarkan. \"Kami belum mengetahui alasan jelasnya kenapa tidak lolos. Kalau sudah tahu, baru kami akan tentukan langkah lanjutan (untuk banding),\" ucapnya. Sebelumnya, Sekjen PSSI Joko Driyono menjelaskan bahwa penilaian antara klub ISL dan IPL tidak bisa disatukan. Alasannya, di dalam kongres PSSI, sudah diputuskan bahwa 18 klub ISL lolos seluruhnya berkompetisi, sementara klub IPL hanya empat tim. \"Tidak bisa disatukan penilaiannya. IPL sendiri, ISL sendiri,\" ucapnya. Karena itu, lanjut dia, tak menutup kemungkinan jika nilai lisensi dari klub ISL, itu lebih rendah dari klub IPL. \"Bisa saja begitu, klub IPL memiliki nilai lebih bagus dari ISL. Tapi, karena terpisah, IPL dibandingkan dengan klub IPL sendiri, itu hasil penilaiannya,\" tutur lelaki asal Ngawi tersebut. Exco PSSI sendiri melakukan penilaian kepada klub-klub verifikasi pertama kali didasarkan kepada faktor infrastruktur, bukan finansial. Menurut Joko, itu dilakukan untuk menjaga kualitas kompetisi. Dengan fasilitas yang baik, diyakini kompetisi akan berjalan semakin baik. Bagaimana kalau finansialnya buruk?. (aam/ko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: