Wikileaks Beber Dominasi Ibu Negara

Wikileaks Beber Dominasi Ibu Negara

JAKARTA - Pihak istana tegas membantah kabar bahwa Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang mempersiapkan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai capres. Rencana membentuk dinasti politik itu disebut dalam kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta yang lagi-lagi dibocorkan Wikileaks. \"Tidak benar, sama sekali tidak benar,\" tegas Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin (15/12). Menurut dia, Agus Harimurti tidak disiapkan oleh siapa-siapa. \"Itu Agus dipersiapkan untuk long time oleh dirinya sendiri. Orang tuanya hanya mendidik,\" imbuhnya. Dokumen Wikileaks tersebut dipublikasikan sebuah media Australia. Disebutkan, hal itulah yang menjadi alasan intelijen Australia menyadap telepon ibu negara pada 2009. Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memasuki periode kedua masa jabatannya. Intelijen Australia Defence Signal Directorate (DSD) memutuskan menyadap ibu negara dengan didasari anggapan bahwa Ani merupakan orang yang paling berpengaruh terhadap SBY. Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasehat penting bagi SBY. Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri, Ani Yudhoyono. \"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasehat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla,\" tulis kabel tersebut, Minggu (15/12), seperti dikutip dari The Australian. Informasi tersebut membuat Direktorat Pertahanan Signal dan mata-mata lain yang bertempat di Canberra ingin mengetahui lebih jauh dinamika baru itu. Mereka menilai Ibu Ani memainkan peran untuk membangun dinasti keluarga dengan memasang Agus Harimurti Yudhoyono sebagai presiden selanjutnya. Tak hanya itu, sumber di Wikileaks juga menyebutkan Ani Yudhoyono adalah satu-satunya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari presiden dalam menghadapi setiap isu. \"Ibu Ani adalah satu-satunya orang yang Presiden benar-benar bisa percaya pada setiap masalah dan sebagai presiden jalan untuk menuju paruh kedua masa jabatannya, ia semakin bergerak berbaris dengan istrinya,\" ungkap Wikileaks. Di antara nama-nama yang disebut di dalam dokumen tersebut, Sudi Silalahi termasuk salah seorang di antaranya. Tokoh yang dikenal dekat dengan Presiden SBY itu dikabarkan ingin mundur dari jabatannya selaku Sekkab periode 2004-2009. Alasannya disebut-sebut karena kecewa atas dominasi ibu negara yang terlalu besar. Dikonfirmasi terkait hal itu, Sudi kembali tegas membantah. Menurut dia, ibu negara tidak pernah mencampuri urusan kabinet. \"Kalau bicara kabinet, beliau tak pernah ikut,\" tegasnya. Wikileaks merupakan media internasional yang kerap mengungkap dokumen-dokumen rahasia negara dan perusahaan melalui situs webnya. Organisasi itu bermarkas di Stokholm, Swedia. Mulai sekitar November 2010, Wikileaks kerap membocorkan kawat diplomatik Amerika Serikat. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha juga menyatakan bahwa tudingan ibu negara sebagai motor kebijakan, termasuk penentuan formasi kabinet saat ini, tidak memiliki dasar yang kuat. \"Saya nggak mencampuri urusan mereka, tidak penting untuk ditanggapi karena itu isu yang tidak kami ketahui, tidak berdasar sesuatu yang sifatnya formal, atau secara hukum bisa dipertanggungjawabkan,\" kata Julian yang juga saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma. Termasuk, kabar dipersiapkannya Agus Harimurti menjadi pemimpin masa depan juga ditanggapi Julian sebagai opini belaka. Karena itu, dia merasa tidak perlu menanggapi hal tersebut. Dia juga memastikan bahwa munculnya isu itu tidak akan memperburuk hubungan Indonesia dan Australia. Sebab, isu tersebut tidak berasal dari pemerintah resmi Australia. Karena itu, belum ada niat dari pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap keras, misal menarik Dubes Indonesia di Australia. Meski demikian, Julian menegaskan bahwa menghubungkan alasan penyadapan dengan isu tentang peran ibu negara merupakan upaya mencari pembenaran yang tidak pas. \"Jadi, itu pembenaran terlalu ngawur. Kalau Anda sendiri disadap, kan pasti nggak enak? Masak mereka tidak baca undang-undang kebebasan atau bagaimana HAM seseorang. Ini kan semua diatur,\" sesalnya. (dyn/c6/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: