Pemerintah Lamban, Warga Butuh Pencegahan, Bukan Bantuan Sembako

Pemerintah Lamban, Warga Butuh Pencegahan, Bukan Bantuan Sembako

CIREBON  - Pemerintah daerah maupun pusat dianggap sangat lamban melakukan antisipasi banjir. Warga yang ada di Kecamatan Waled khususnya desa-desa yang terkena banjir, Senin kemarin lebih menginginkan upaya pencegahan. Camat Waled R Kaenudin kepada Radar mengatakan, warga lebih membutuhkan langkah pencegahan banjir dari pemerintah. \"Ya warga lebih sangat menginginkan langkah nyata pemerintah dalam mengantisipasi bencana banjir. Karena sementara ini pemerintah sangat lambat melakukan penanganan banjir, sehingga di Kecamatan Waled dalam setahun ini sudah terjadi 3 kali banjir,\" papar Kaenudin. Masih menurut Kaenudin, sampai saat ini warga selalu dibayang-bayangi banjir susulan yang sewaktu-waktu terjadi. \"Kapan pemerintah ini mau melakukan upaya pencegahan bahaya banjir. Karena memang selama ini warga selalu was-was. Sekarang awal musin hujan saja sudah kebanjiran, bagaimana nanti di pertengahan musin hujan bisa bertambah parah. Warga bosan bantuan sembako. Karena yang sesungguhnya dibutuhkan warga yaitu bagaimana pemerintah melakukan upaya pencegahan banjir dengan penyodetan sungai Ciberes. Tapi sekarang banjir masih terjadi. Kalau sembako warga bisa beli sendiri, tapi kalau penyodetan yang susah,\" ungkap Kaenudin. Tokoh masyarakat Waled, Adang Juhandi mengatakan bahwa pengerukan sungai Ciberes beberapa waktu lalu sangat tidak tepat. \"Bagaimana nggak banjir lagi, sungai Ciberes hanya dikeruk tengahnya saja. Tapi tidak disertai dengan pelebaran sisi sungai yang masih banyak lumpur dan juga dangkal. Akhirnya banjir tetap saja terjadi,\" beber Adang. Selasa siang (17/12)  koordinator satuan pelaksana bencana Kabupaten Cirebon yang juga sekaligus Kabag Kesra Pemkab Cirebon Zainal Abidin mengunjungi lokasi banjir di Desa Gunungsari Kecamatan Waled. “Begitu kita dapat laporan banjir, pagi hari (Selasa, red) saya langsung perintahkan sakorlak dan Tagana dari Dinsos ke lokasi. Baru siangnya saya meninjau,\" ujar Zainal. Menurut Zainal, setelah melihat langsung baru mengerti tentang permasalahan banjir ini. \"Ya ternyata ini adalah meluapnya sungai Ciberes yang bertemu dengan sungai kecil namanya Ciasem. Jadi air tersebut membeludak ke perumahan warga. Karena sungai Ciberes merupakan wilayahnya BBWS, nanti saya akan lakukan koordinasi dengan BBWS. Jangan sampai nanti di Desa Gunungsari ini dikenal dengan langganan banjir kembali,\" kata Zainal. Ketika ditanyakan mengenai pengerukan sungai yang tidak tepat karena tidak disertai dengan sisi sungai, Zainal menjawab masalah itu urusan kepada Dinas PSDAP dan BBWS. “Kalau kita hanya mengurusi korbannya saja,\" ujar Zainal. Sementara itu Kuwu Gunungsari, Yoyo Sudharyo kepada Radar berharap pemerintah segera melakukan tindakan pencegahan  banjir dengan penyodetan dan pelebaran, karena selama ini hanya janji saja yang diberikan tanpa ada realisasi. \"Ya saya tetap minta pemerintah untuk secepatnya bertindak. Jangan hanya janji, kasihan masyarakat selalu jadi korban, bukan pemerintah,\" ujar Yoyo. Seperti diberitakan Radar kemarin, ratusan rumah dari tiga kecamatan di Kabupaten Cirebon wilayah timur terendam banjir, Senin dini hari (16/12). Bahkan, Desa Jatirenggang terisolir karena akses masuk desa terendam banjir akibat meluapnya sungai Ciberes. Data yang dihimpun Radar, banjir tersebut melanda lima desa di tiga kecamatan. Di Kecamatan Waled terdiri dari empat desa, yakni Gunungsari, Ciuyah, Mekarsari, dan Desa Ambit. Untuk Kecamatan Pabuaran hanya satu desa, yakni Jatirenggang. Sementara, Kecamatan Gebang satu desa, yakni Gebang Udik. Dari tiga kecamatan tersebut, banjir melanda ratusan rumah serta ratusan hektare lahan pertanian warga.(den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: