Prabu Diaz Diganjar Penghargaan dari Majelis Agung Triyangtu Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara
Prabu Diaz selaku Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Kasultanan Cirebon memperoleh gelar.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Untuk kesekian kalinya Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Kasultanan Cirebon kembali meraih penghargaan di bidang seni, budaya dan sosial kemasyarakatan.
Kali ini penghargaan tersebut diberikan kepada Prabu Diaz selaku Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Kasultanan Cirebon.
Para petinggi adat dari Bali, Sunda, dan Banten yang tergabung dalam Majelis Agung Triyangtu Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara memberikan penghargaan gelar kepada Prabu Diaz sebagai Kasepuhan Agung Panglima Jayaning Sewakotama Winata Nagara Rajatama Ing Pajajaran Sunda Nuswantra Al Cirebon.
BACA JUGA:Nelayan Hilang di Indramayu, Berhasil Ditemukan, Tersangkut di Jaring Kakap
Pemberian gelar ini dihadiri dan disaksikan oleh para tokoh adat dan kesultanan di Jawa barat, Banten dan para resi dari Bali.
Hadir menyaksikan pemberian gelar tersebut yaitu Ratu Raja Aleksandra Wulaningrat yang merupakan putri tertua Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XIII), serta delegasi lainnya.
Piagam tersebut ditandangani oleh Marsekal Madya TNI (P) Dede Rusamsi dan Pepuhu Agung Keresian Dharma Adiyksa PHDI Pusat Ida Perdanda Nahe Gede Bang Buruan, serta Irjen Pol H Anton Carlian.
BACA JUGA: Sidang Lanjutan Roy Suryo Ditunda, JPU dan Lawyer Terdakwa Bilang Begini
Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Kasultanan Cirebon Prabu Diaz didampingi Wapangti Fitriyadi dan Pangkot Sumbada kepada wartawan saat menggelar jumpa pers mengatakan, gelar yang diterimanya tersebut karena para petinggi adat Nusantara menganggap Laskar Agung Macan Ali Nuswantara Kasultanan Cirebon telah menjaga tatanan adat budaya.
"Dengan anugerah ini saya semakin semangat untuk menjaga adat dan martabat, juga harus lebih bijaksana."
"Alhamdulillah saya dipercaya dan dikukuhkan serta diberi gelar oleh para petinggi adat dari Bali, Sunda dan Banten yang tergabung dalam Majelis Agung Triyangtu Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara," katanya.
Menurut pria yang akrab disapa Mamo ini, dirinya sudah disumpah untuk netral atau tidak memihak kepada siapapun jika ada polemik adat.
"Tetap berpegang teguh kepada adat dan budaya,"pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase