Keteguhan Pemilik Sirkuit Gagaraji Pertahankan Objek Wisata di Utara Majalengka

Keteguhan Pemilik Sirkuit Gagaraji Pertahankan Objek Wisata di Utara Majalengka

BAGI MASYARAKAT yang ada di perbatasan antara Kabupaten Majalengka dan Indramayu khususnya Jatitujuh, pasti sudah tidak asing lagi dengan Sirkuit Gagaraji. Sarana olahraga ekstrem yang sudah berdiri lebih dari 15 tahun tersebut hingga kini terus dipertahankan sebagai objek wisata (ow) meskipun kepada pemilik dan pengelolanya banyak yang menawar untuk dijadikan perumahan. Bagaimana kondisinya saat ini? WASKA EKO – Jatitujuh BERKUNJUNG ke Desa Pangkalanpari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka sepertinya belum lengkap kalau belum mampir ke Sirkuit Gagaraji Terpadu yang dikenal sebagai objek wisata olahraga motor cross dan tempat pertunjukan musik rege. Ya, lokasi tersebut hingga kini dikenal sebagai objek wisata satu-satunya di Kabupaten Majalengka yang secara rutin menggelar kejuaraan road race, motor cross setiap tahun dan pertunjukan musik rege sebulan sekali. Jika dilihat sepintas lokasi objek wisata tersebut memang tidak ada yang aneh karena kondisinya masih sangat alami, tanah lapang yang di sampingnya banyak tumbuh kebun mangga dan beberapa sarana penunjang seperti panggung alakadarnya, musala, WC, dan kolam ikan. Untuk menunjukkan bahwa lokasi tersebut sebagai arena balapan motor, beberapa gundukan tanah terlihat dibentuk sebagaimana layaknya sirkuit namun masih berupa tanah yang ditumbuhi aneka rumput. Meskipun sarana yang ada di lokasi sirkuit Gagaraji Terpadu tersebut masih sangat sederhana dan dipinggirnya hanya ditutup dengan seng tebal dan pintu masuk dilengkapi loket karcis sederhana, hal itu cukup untuk menunjukkan bahwa sarana tersebut masih aktif digunakan. Memang dari pengakuan pemilik sekaligus pengelolanya, bahwa Sirkuit Gagara masih rutin menggelar agenda lomba balap motor atau motor cross minimal 3 kali dalam setahun dan satu kali sebulan gelaran musik rege. Abdul Hadianto, pemilik sekaligus pengelola Sirkuit Gagaraji mengatakan, sejak 15 tahun lalu dirinya bertekad untuk menjadikan lahan tersebut sebagai sarana wisata yang dapat dikunjungi banyak orang. Meskipun keberadaannya tidak mendapat dukungan dari pemerintah daerah, pihaknya tetap berupaya melakukan pengembangan lokasi tersebut menjadi objek wisata. “Yang baru dapat saya lakukan dalam mengembangkan lahan seluas 32 hektare ini berupa arena motor cross dan tempat pertunjukan music rege yang agendanya setahun 3 kali dan music rege sebulan sekali. Meskipun sarana penunjangnya masih apa adanya, alhamdulillah setiap berlangsung acara selalu banyak masyarakat yang datang ke sini dari berbagai daerah di wilayah III Cirebon ini sehingga membuat kami tetap semangat mempertahankannya sebagai objek wisata,” jelas Kuwu Dul, sapaan akrab Abdukl Hadianto kepada Radar, belum lama ini. Dikatakan Kuwu Dul, seiring berkembangnya pembangunan di Kabupaten Majalengka khususnya wilayah Majalengka Utara yang saat ini mulai dibangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati dan jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisundawu) dan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapa), menjadikan daerah utara sebagai lokasi strategis. Hal itu menyebabkan lahan-lahan kosong milik warga banyak diincar pemilik modal untuk dikembangkan menjadi pusat-pusat  bisnis dan perumahan. Objek wisata Sirkuit Gagaraji Kecamatan Jatitujuh yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Kertajati sebagai lokasi pembangunan BIJB, tentunya termasuk daerah strategis untuk dikembangkan karena jaraknya hanya kurang lebih 10 KM. Melihat letak yang sangat strategis tersebut, sudah beberapa kali ada pihak investor seperti dari Pertamina yang menawar agar Sirkuit Gagaraji dijadikan lokasi perumahan. Dikatakan Kuwu Dul, meskipun beberapa orang sudah menawar kepada dirinya agar mau menjadikan Gagaraji sebagai lahan perumahan, hal itu ditolaknya karena tetap ingin mempertahankan sebagai objek wisata. Pihaknya hanya siap bekerjasama dengan investor yang mau mengembangkan Sirkuit Gagaraji sebagai tempat wisata dengan melengkapinya berbagai fasilitas seperti water boom dan fasilitas permainan lainnya. “Sampai kapanpun saya ingin tetap mempertahankan Sirkuit Gagaraji ini sebagai objek wisata olahraga, hiburan dan wisata alam yang dapat dikunjungi banyak orang. Kami siap menjalin kerjasama dengan investor yang mau mengembangkan lokasi ini sebagai arena wisata yang lengkap, dan soal pengelolaannya tinggal dibicarakan bagaimana baiknya,” tandas Kuwu Dul. (*) SIRKUIT GAGARAJI. Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) Kabupaten Majalengka Ir H Dadan Taufik MH dan sekretarisnya Agus Yadi Ismail MSi foto bersama dengan Kuwu Dul di objek wisata Gagaraji Terpadu belum lama ini.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: