Sejarah Desa Japara, Gelap Mata Kepala Desa dan Darah Putih Milik Santri

RADAR CIREBON.COM - Sejarah Desa Japara, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan tidak lepas dari tragedi kelam yang terjadi pada abad ke-17.

Desa Japara yang bersebelahan dengan Desa Singkup ini, memiliki sejarah kelam akibat gelap mata kepala desa setempat pada abad tersebut.

Namun sejarah kelam yang terjadi itu, menjadi asal usul terbentuknya Desa Japara tersebut.

Sejarah kelam yang merupakan tragedi berdarah yang terjadi pada waktu itu, melibatkan seorang kepala desa setempat dan seorang santri yang sedang berkelana.

Tragedi yang sudah lama terjadi itu, mejadi sejarah bagi warga Desa Japara dan menjadi cerita tutun temurun bagi anak cucu.

BACA JUGA:Sejarah Nyi Ambet Kasih, Istri Pertama Prabu Siliwangi dari Majalengka

Disebutkan, Desa Japara yang bersebelahan dengan Desa Singkup ini, awalnya bernama Desa Peundeuy Raweuy. 

Nama Pendeuy Raweuy diambil dari bahasa Sunda. 'peundey' berarti pohon petai yang tidak berbuah dan 'raweuy' artinya rindang.

“Kata orang sunda peundeuy raweuy adalah pohon peuteuy lalakina (pohon petai laki-laki) karena tidak berbuah,” ujar M Thamrin, warga Desa Japara.

Pria yang pernah menjabat sebagai kepala Desa Japara itu, tidak memungkiri bahwa zaman dahulu terjadi tragedi yang menjadi cikal bakal nama desanya itu.

Diceritakan M Thamrin, pada abad ke-17, Desa Peundeuy Raweuy dan desa lain yang ada di Kecamatan Jalaksana, berada di bawah kekuasaan Kesultanan Cirebon.

BACA JUGA:Sejarah Desa Dompyong, Terbentuk lewat Sayembara Pembuatan Bedug

Sudah menjadi kewajiban pada masa itu, setiap kepala desa diharuskan melaksanakan tugur (piket) di Keraton Kasepuhan Cirebon selama tiga bulan setiap tahunnya.

Demikian pula yang terjadi kepada kuwu (kepala desa) Desa Peundeuy Raweuy, mendapat giliran tugur di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sumber: