Bedulan Cirebon: Stigma Keras, Kesaktian Murid Sunan Gunung Jati dan Asal Usulnya yang Melegenda

RADARCIREBON.COM – Selama bertahun-tahun, nama Bedulan yang berada di Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, kerap dikaitkan dengan citra sebagai daerah “keras” atau bahkan disebut sebagai “zona merah”. 

Label tersebut muncul bukan tanpa sebab. Sejarah panjang kriminalitas dan konflik sosial membuat kawasan ini sempat dicap negatif oleh masyarakat luas. 

Namun, seiring waktu, Bedulan perlahan mulai menunjukkan wajah baru yang jauh berbeda dari stigma masa lalu.

Bedulan secara geografis mencakup beberapa wilayah desa seperti Suranenggala, Suranenggala Lor, Suranenggala Kidul, dan Suranenggala Kulon.

BACA JUGA:Siapa Nyimas Baduran? Kesaktiannya Melegenda dan Sejarah di Balik Nama Bedulan Cirebon

Letaknya yang strategis di wilayah pesisir Cirebon membuat daerah ini memiliki peran penting sejak masa Kesultanan Cirebon hingga era kolonial.

Julukan “zona merah” memang masih kerap melekat dalam ingatan sebagian orang. Namun, warga lokal dan para tokoh masyarakat kini aktif berupaya mengubah persepsi tersebut. 

Berbagai kegiatan sosial dan keagamaan rutin digelar, mulai dari Safari Ramadhan, pengajian akbar, hingga festival budaya yang melibatkan masyarakat lintas generasi. 

Upaya ini bertujuan membangun suasana yang lebih aman, religius, dan ramah bagi warga maupun pendatang.

BACA JUGA:Asal-usul Bedulan Cirebon: Dibuka Panglima Perempuan, Jadi Saksi Lahirnya Jayakarta

Di balik citra kerasnya, Bedulan justru menyimpan kekayaan sejarah dan tradisi adat yang masih dijaga hingga kini. 

Salah satunya adalah tradisi “Caos”, sebuah prosesi adat yang dilakukan saat kuwu atau kepala desa baru mulai menjalankan tugasnya. 

Tradisi ini berisi doa bersama dan ritual adat sebagai simbol harapan akan kepemimpinan yang amanah dan membawa kebaikan bagi masyarakat.

Asal Usul Nama Bedulan

Sumber: