Normalisasi Sungai Harus Optimal

Normalisasi Sungai Harus Optimal

JATIBARANG - Hujan deras yang mengguyur Kota Mangga membuat sejumlah pemukiman warga dan areal pesawahan terendam banjir. Kondisi itu mengganggu aktivitas warga dan mengancam benih padi yang baru ditanam. Banyak petani yang harus menebar ulang benih karena tersapu air yang merendam sawah mereka. Pantauan Radar, pemukiman yang terendam banjir diantaranya di Blok Masjid Desa Jatibarang. Genangan air setinggi kurang lebih 30 sentimeter itu, juga tampak terjadi di lokasi lain yakni di kawasan taman menuju stasiun kereta api Jatibarang hingga jalan yang menuju ke pintu perlintasan KA. “Saluran drainase di sini sepertinya kurang berfungsi maksimal, jadi seakan sudah menjadi kawasan langganan banjir. Harusnya segera dicarikan solusinya,” keluh Firman (36) salah seorang warga, Minggu (29/12). Sementara areal pesawahan yang terendam banjir, tampak di jalan Ampera Desa Bulak Lor. Tanah di atas lokasi pesawahan yang ditanami benih padi pada persemaian juga tertutupi air sungai yang meluap. Kondisi itu jelas mengganggu tanaman padi. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kecamatan Jatibarang, Rono mengatakan, belum optimalnya normalisasi sungai menjadi penyebab terendamnya sawah di sejumlah lokasi tersebut. Kebanyakan benih yang terendam ada yang baru ditebar ke persemaian, ada pula yang berusia seminggu bahkan ada yang telah siap dipindahkan dari persemaian ke sawah. “Tidak ada pilihan lain kecuali melakukan normalisasi sungai agar banjir tidak lagi terjadi. Kalau saluran pembuang airnya normal, maka lahan pertanian maupun pemukiman yang terendam tidak akan ada,” katanya. Bila benih padi yang sudah mulai tumbuh itu terlalu lama terendam air, maka akan berakibat batang padi membusuk. Hal itu merugikan petani yang menggantungkan hidupnya dari lahan pertanian. “Kalau terendamnya melebihi tiga hari, maka akan membawa dampak buruk bagi kelangsungan tanaman padi. Petani harus melakukan semai ulang, karena padi yang disemai sudah membusuk bila terendam terlalu lama,” jelas H Sutatang, wakil ketua KTNA Kabupaten Indramayu. (cip)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: