TBC dan Gizi Buruk: Lingkaran Setan bagi Kesehatan Anak

TBC dan Gizi Buruk: Lingkaran Setan bagi Kesehatan Anak

dr Fathiyah Ma’ani SpA--

CIREBON, RADARCIREBON.COM - TUBERCULOSIS (TBC) atau yang dikenal sebagai penyakit “flek” masih menjadi ancaman global di dunia. Inonesia sendiri merupakan negara dengan kasus TBC peringkat ke-3 terbanyak di dunia. TBC merupakan penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

TBC masih menjadi momok angka kesakitan dan kematian tersering pada anak-anak Indonesia. Sayangnya, keluhan yang tidak seragam pada anak membuat banyak anak Indonesia yang terlambat bahkan tidak terdiagnosis sebagai penderita TBC.

Pada anak-anak TBC dapat memberikan gejala khas berupa batuk yang menetap selama 2 minggu. Gejala lainnya dapat berupa demam, gangguan pertumbuhan, berat badan menurun, lemas, napsu makan menurun, dan anak menjadi kurang aktif.

Sayangnya, hanya sedikit saja anak dengan TBC yang menampilkan gejala khas, sehingga kasus TBC pada anak sering sulit diketahui. Selain menjadi gejala TBC, penurunan berat badan menjadi risiko terjadinya gizi buruk pada anak.

BACA JUGA:Respon Cepat Dilakukan Pertamina dengan Menyalurkan Bantuan ke Warga Plumpang yang Terdampak

BACA JUGA:Kebakaran Pipa Depo Plumpang, Pertamina: Kami Turut Berdukacita Pada Keluarga Korban

Status gizi pada anak dikelompokkan menjadi gizi berlebih, gizi cukup, gizi kurang, dan gizi buruk. Seorang anak dapat menjadi status gizi kurang atau buruk jika tidak memenuhi asupan gizi yang cukup seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Status gizi yang cukup sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan anak, termasuk dalam sistem imunitas tubuh.

Saat anak mengalami gizi buruk maka akan rentan terkena TBC, sebaliknya anak dengan TBC akan mengalami gejala gizi buruk. Adanya hubungan sebab-akibat antara gizi buruk dan kejadian TBC pada anak membuat pengobatan TBC anak menjadi kompleks.

Proses TBC menjadi penghambat bagi anak untuk memperbaiki status gizi, sehingga perbaikan status gizi pada anak dengan TBC memerlukan usaha yang lebih agresif.

BACA JUGA:Makin Brutal, Satu Prajurit TNI Tewas Tertembak KKB di Papua Tengah

BACA JUGA:Pj Geburnur DKI: Pemprov DKI Akan Siapkan Sarana Korban Kebakaran Depo Plumpon

Dengan adanya kaitan erat antara TBC dan gizi buruk, tentu membuat kita menjadi lebih waspada. Setiap anak denganberat badan menurun dan disertai gejala TBC yang lain maka patut diperiksakan ke dokter. Begitu juga sebaliknya, anak dengan status gizi kurang patut dihindari dari penularan TBC dengan cara menjaga anak tidak berkontak dengan penderita TBC. Dengan kewaspadaan ganda inilah kita dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian TBC pada anak.

Lantas apa yang perlu dilakukan jika anak memiliki gejala TBC seperti diatas dan disertai gizi buruk? Segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan mantoux adalah pemeriksaan yang sering digunakan dalam mendiagnosis TBC anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: