Gas Melon Menghilang, Pedagang Kelimpungan

Gas Melon Menghilang, Pedagang Kelimpungan

MAJALENGKA – Liquid Petreloloem Gas (LPG) kemasan tabung 3 kilogram, atau yang biasa disebut dengan tabung gas melon, beberapa hari terakhir ini tiba-tiba menghilang. Kelangkaan gas elpiji ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang kecil jenis makanan seperti yang mengandalkan gas melon sebagai usahanya. Dawi, salah seorang pedagang di kawasan Alun-alun Majalengka mengeluhkan sulitnya mencari pasokan gas melon selama beberapa hari terakhir ini. Bahkan, dia mengaku jika stok gas di toko langganannya sudah mulai sulit didapatkan sejak sebulan terakhir ini. Warga Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka ini, hari ini dia terpaksa tidak berjualan, akibat stok gas melon miliknya sudah habis dan belum mendapatkan pasokan yang baru meski telah bergerilya memburuhnya ke banyak penjual. “Dari kemarin udah firasat, gas bakalan habis. Eh bener kan tadi pagi waktu dicek udah ga ada isinya. Ya terpaksa hari ini libur dulu, padahal udah nyari seharian ke banyak toko, tapi lagi nggak ada stok. Lagian sekarang kan ujan dari sore,” kata Dawi kemarin sore (3/1). Menurutnya, beberapa hari lalu, gas melon masih bisa diperoleh dari pengecer di Cijati atau di desa tetangga lainya seperti di Desa Jatipamor. Namun, sejak kemarin sudah tidak ada lagi stok di toko langgananya. “Kata temen pedagang lain sih ada di agenya di Simpeureum. Tapi itu jug terbatas. Saya mau ngejer ke sana, tapi takutnya udah habis juga. Daripada percuma jauh-jauh kesana tapi nggak ngasil, mending libur dulu sehari sih,” kata dia. Didi, salah satu pedagang makanan ringan lainnya mengaku mesti mencari langsung ke toko yang lebih jauh di kawasan Tonjong jika ingin mendapatkan gas. Bahkan, untuk mendapatkan gas melon mesti inden dulu ke pengecernya. “Kalo gak mesen sehari sebelumnya, toko pengecer nggak akan ngejual gas ke orang yang belum langganan,” ujarnya, dibenarkan Dayat, pedagang makanan ringan lainnya yang biasa mangkal di Bunderan Munjul. Menurutnya, untuk menganggulangi permasalahan klasik ini, memang ada solusi alternatif lain, di antaranya bermigrasi ke gas elpiji 12 kilogram. Namun, solusi ini tidak memungkinkan untuk pedagang kecil seperti mereka, lantaran yang harganya jauh lebih mahal. Apalagi, sekarang harga gas elpiji ukuran tabung 12 kilogram harganya berangsur naik. Sulitnya mendapatkan gas melon, ternyata bukan hanya dikeluhkan para pedagang kecil saja. Sejumlah masyarakat, terutama ibu rumah tangga juga mengeluhkan kondisi ini. Mereka berharap ada operasi pasar yang dilakukan pemerintah mengingat kondisi kelangkaan gas melon dianggap sudah kritis dan harganya pun sangat mahal. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: