Keluhan Alumni Ponpes Al Zaytun: Anda yang Buat Sensasi, Kita yang Nyebokin
Syekh Panji Gumilang yang merupakan pimpinan Mahad Al Zaytun terus mendapatkan sorotan.-Al Zaytun Official/Ist-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ada apa dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun INDRAMAYU Jawa Barat? Mengapa tiba-tiba berubah tidak seperti dulu-dulu? Sekadar sensasi atau memang direncanakan?
Walau jadi hanya sensasi para pengurusnya, tapi sangat membebani keluarga besar Ponpes terbesar di Asian Tenggara itu. Diantara yang dibebani akibat polemik akhir-akhir ini adalah para alumni Ponpes yang lokasinya di Indramayu Barat itu.
“Please dong jangan bikin sensasi lagi karena kami merasa terbebani. Masa situ yang bikin sensasi kita yang harus nyebokin," bigitulah keluh kesah salah satu alumni Ponpes tersebut.
Kalimat itu dilontarkan oleh salah satu alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu yang dikutip dari akun @Enjang Mahbuh, Minggu 30 April 2023.
BACA JUGA:Viral Bocah di Subang Hilang Misterius, Dikaitkan dengan Mahluk Halus
Alumni tersebut meminta para pengurus Ponpes Al Zaytun untuk mengakhiri polemik yang menghebohkan itu. Para alumni sangat dirugikan oleh polemik yang menimpa almamaternya itu.
Bagi alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu, polemik yang terjadi tersebut belakangan ini, cukup mengagetkan. Sebagai alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu, mereka merasa terbebani.
Polemik yang dianggap membebani alumni Ponpes Al Zaytun Kabupaten Indramayu ada tiga hal. Yang pertama, mengesahkan shaf laki-laki dan perempuan menjadi satu. Peristiwa yang membuat heboh itu terjadi saat salat Ied beberapa waktu lalu.
Apapun alasannya, alumni sangat keberatan dengan keputusan itu. Termasuk alasan tidak sengaja. Apalagi kalau hanya sensasi, menurut alumni, itu perbuatan yang keterlaluan. Sudah melewati batas yang tidak bisa ditolerir. Mencederai keluarga besar Ponpes Al Zaytun. Termasuk para alumni.
BACA JUGA:PKB Parpol Pertama Mendaftar Bacaleg ke KPU
Dirinya merasa sangat heran dengan polemik yang kembali terjadi di Ponpes Al Zaytun. Menurutnya, tidak masuk akal mengenai aturan shaf laki-laki dan perempuan dijadikan satu. Apalagi ketika salat jamaah. Seperti saat menggelar Salat Ied 1444 Hijriah beberapa waktu lalu.
Saat itu, pihak Ponpes Al Zaytun telah mengklarifikasi perihal itu. Namun semua pertanyaan yang diberikan belum memenuhi semua jawaban dari masyarakat.
“Semua yang dijelaskan belum memenuhi jawaban. Karena yang pertama, sebaik-baik shaf wanita adalah paling belakang. Dan sebaik-baiknya shaf laki-laki berada di depan," ungkapnya.
Selain soal shaf pria dan wanita menjadi satu, alumni itu juga mempermasalahkan soal jarak shaf yang direnggangkan terlalu jauh. Hal itu dia nilai tidak sesuai dengan aturan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: