DPRD Sebut Persoalan Daerah Tak Pernah Tuntas

DPRD Sebut Persoalan Daerah Tak Pernah Tuntas

TAK PERNAH TUNTAS. Masalah di Kabupaten Cirebon tak pernah diselesaikan oleh pemangku kebijakan.-DPRD Kabupaten Cirebon -radarcirebon

CIREBON, RADARCIREBON.COM   - Warga di Daerah Pemilihan (Dapil) III Cirebon mengharapkan persoalan di daerahnya bisa tuntas. Seperti banjir, jalan rusak hingga persoalan sampah yang berserakan hingga kini belum tertuntaskan. 

Khususnya di Desa Bayalangu, dan Arjawinangun. Aspirasi itu, disampaikan kepada wakil dari sana, Dr Hj Hanifah MA saat menggelar reses dulu. "Masyarakat meminta jalan rusak bisa segera diperbaiki. Banjir dan sampah bisa dituntaskan," katanya.

Masalah jalan rusak ini, sebenarnya bukan hanya didapilnya saja. Hampir rata, disetiap dapil ada. "Sebenarnya kalau jalan rusak, kan hampir rata. Jlegongan kabeh. Harusnya jadi perhatian," terangnya. 

Pun juga terkait sampah. Memang untuk masalah ini, tidak bisa sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah daerah. Tapi harus ada kesadaran dari masyarakatnya juga. Jangan buang sampah sembarangan. 

BACA JUGA: DPRD Banyak Terima Keluhan Sulit Mengakses Pelayanan Adminduk

BACA JUGA: Rekomendasi DPRD soal LKPj 2021 Belum Semua Ditindaklanjuti

“Karena meski sudah diambil, diangkut, di keruk, sampahnya numpuk lagi. Itu karena kesadaran masyarakatnya dalam membuang sampah secara baik belum terarah. Mereka masih belum bisa merubah gaya hidup,” paparnya. 

Tak hanya itu persoalan banjir pun menjadi keluhan yang disampaikannya. Beberapa titik masih mengalami banjir. "Khususnya di Bayalangu, banjir disana banjirnya bukan satu dua jam. Jadi masyarakat selalu khawatir kalau sudah turun hujan. Bisa sampai setres mereka," imbuhnya. 

Wajar saja, karena sungai-sungainya sudah mengalami sedimentasi yang cukup kental. Harus dilakukan perbaikan. "Ada sungai Sirganala. Ini menjadi kewenangan BBWS. Harusnya bisa dikeruk secara tuntas. Disana memang, sudah dilakukan pengerukan. Informasinya sampai menghabiskan anggaran Rp600 juta untuk pengerukannya," ungkapnya.

Tapi karena belum tuntas, lanjut Bunda Ohan—sapaan akrabnya banjir pun masih sering dirasakan warga. Selain itu, ketika menggelar reses di Arjawinangun, politisi PKB itu mengeluh terkait kurang maksimalnya pelayanan PDAM. PDAM airnya tidak lancar. Seringnya, mangpet. Warga pun dibuat kesal karenanya. 

BACA JUGA: Dapat Apresiasi dari Kemenkes, Imunisasi Polio Kabupaten Purwakarta Capai 101 Persen

BACA JUGA: Polres Kolabs dengan DKUPP Kabupaten Subang Gelar Bazar Murah, Inilah Tujuannya

"Kalau di Arjawinangun mereka kekurangan air. Air dari PAM nya tidak ngucur. Saya jadi punya keinginan untuk mengagendakan kunjungan kesana," ujarnya.

Karena selama ini hanya pihak tertentu saja yang mendapatkan pelayanan optimal. Masyarakat umum, kesulutan. "Ya cuma yang beruntung saja, yang airnya lancar. Harusnya pelayanannya bisa maksimal. Minimalnya bisa untuk cewok. Ini sih kurang pisan," pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: