Curah Hujan Tinggi, Warga Diminta Waspada

Curah Hujan Tinggi, Warga Diminta Waspada

KUNINGAN- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kuningan untuk lebih waspada. Pasalnya, pada bulan Januari dan Februari merupakan masa puncak curah hujan. Dengan curah hujan tinggi, bisa menyebabkan longsor ataupun bencana puting beliung. Peringatan ini karena Kuningan merupakan daerah yang banyak perbukitan, sehingga rawan. Secara keseluruhan curah hujan di wilayah III Cirebon sama, hanya yang beda karakteristik daerah. “Bulan Januari dan Februari itu curah hujannya tinggi. Volume hujan bisa mencapai 500 milimeter/bulan,” ucap Kepala Stasiun Meteorologi Jatiwangi Mas Pudjiono kepada Radar via telepon, kemarin (10/1). Menurutnya, meski beberapa hari ini cuaca terkadang panas, tapi karena masa puncaknya maka curah hujan selalu tinggi. Pihaknya tidak kaget ketika beberapa kali hujan terjadi longsor dan juga puting beliung, karena memang sudah diprediksi. Untuk itu, pihaknya berharap, agar warga lebih hati-hati lagi dan berkaca dari pengalaman sebelumnya. Musim kemarau sendiri diprediksi terjadi pada bulan Mei. Sehingga, diperkirakan curah hujan mulai menurun pada Maret dan April. Dikatakannya, untuk mengetahui kondisi cuaca di Kuningan pihaknya selalu memantau dari stasiun otomatis yang ada di Kecamatan Kadugede. Dari stasiun ini bisa diprediksi bagaimana cuaca di Kuningan. Mas Pudjiono menyebutkan, pada tahun 2012 terjadi perubahan cuaca yang merupakan siklus tiga tahunan. Di mana musim hujan lebih panjang daripada musim kemarau. Ini terjadi bukan hanya di Kuningan, namun di semua daerah di nusantara. “Faktor suhu udara di Kuningan yang cukup panas sebelum turun hujan pada bulan oktober tidak terlepas dari adanya perubahanya cuaca yang merupakan siklus dari tiga sampai tujuh tahunan itu,” tandasnya. Seperti diketahui, di Kuningan selama musim hujan terjadi bencana di mana-mana. Selain longsor, juga ada banjir dan angin puting beliung, sehingga hal ini membuat warga waswas. Kuningan sendiri dari 32 kecamatan nyaris semua termasuk daerah rawan bencana. Hal ini tidak terlepas dari kontur tanah yang berbukit-bukit dan kondisi tanah labil. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: