Baru Tahu, Ternyata Para Bhikku Tak Boleh Sembarang Makan Boled dan Salaman dengan Lawan Jenis
Thudong atau perjalanan ritual para Bhiksu dari berbagai negara yang dimulai dari Bangkok, Thailand kini sudah hampir sampai Kota Cirebon.-Laskar Macan Ali/Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA:NGERI! Ada Narkoba 'Zombie', Otot dan Tubuh Pengguna bisa Membusuk, Ini Ciri-cirinya
Para Bhikkhu, termasuk yang sedang Thudong tidak boleh makan pada siang hari itu. Sebenarnya boleh menerimanya lalu menyimpan makanan tersebut.
Sepeti diketahui ketika dalam perjalanan ada yang memberikan makan boled goreng.
Boled tersebut ditolak salah satu Bhikkhu. Tetapi Bhikkhu tersebut mau menerima air mineral yang diberikan seorang warga.
BACA JUGA:RESMI, 5 Pernyataan FA Thailand Terkait Insiden Final Sea Games, PSSI Kok Diam Saja
Boled goreng itu makanan ubi jalar yang di goreng dilapisi tepung. Boled merupakan arti kata yang sudah mengakar di masyarakat Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan).
“Senyuman yang berasal dari tekad tulus nan ikhlas.. sehat selalu adik kecil yang sudah berdana air minum buat para Bhikkhu yang menjalankan Thudong,” ungkap akun itu.
Kemudian dijelaskan, para Bhikkhu hanya boleh makan di pagi dan siang hari. Yakni ketika matahari terbit sampai dengan tengah siang hari. Setelah pukul 12.00 siang, para Bhikkhu hanya dibolehkan minum hingga esok pagi.
“Jadi kalau berjumpa dengan para Bhikkhu lewat pukul 12 siang, jangan ditawari gorengan atau bakso ya teman-teman. Cukup air minum saja yaaa,” pinta akun tersebut sembari humor.
Tetapi, lanjut akun tersebut, salut dengan banyak warga yang penuh semangat dan welas asih menyambut para Bhikkhu yang sedang menjalankan Thudong menuju Candi Borobudur.
“Bahkan ada yang menawarkan mampir di warung atau rumahnya untuk singgah istirahat dan dibuatkan minuman atau makanan tanpa meminta imbalan,” puji akun itu.
BACA JUGA:Generasi 5G Harus Melek Investasi, Begini Langkah Terbaik Menurut SimInvest dan Smartfren
“Betapa indahnya Indonesia, karena warganya yang peduli dan toleransi terhadap sesama,” tambahnya.
Akun itu juga menguraikan perjalanan Thudong sejauh ribuan kilometer. Hal itu tidak menyurutkan semangat puluhan Bhikkhu dari berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase