Dahsyatnya Indonesia Raya Tiga Stanza, Sampai Santri Al Zaytun Siap Bayar Utang Negara
Lagu Indonesia Raya 3 stanza dinyanyikan di Ponpes Al Zaytun Indramayu saat wisuda. Foto:-IAI AL-AZIS Official-Youtube
Selain itu, lanjutnya, pondok juga melarang memainkan lagu tersebut dibantu instrumen musik. Lagu tersebut harus dinyanyikan langsung dengan menggunakan suara santri sendiri. “Biar lagu itu bisa dihayati dan bisa membentuk karakter,” tandasnya.
Mengapa harus membayar utang yang dijadikan korelasi lagu wajib tersebut? Mengapa bukan yang lainnya sebagai ukuran?
Dengan taktis Panji pun menjawab. “Utang negara itu sekarang menjadi persoalan yang sangat serius. Tidak main-main,” jawab Panji lagi.
Kemudian, menurutnya, utang itu bukan utang pribadi para santri atau keluarganya. Tapi tumpukan utang itu sudah terjadi sejak dulu hingga sekarang.
Para santri sendiri, tegas Panji, tidak merasa memiliki utang tersebut. Bahkan mungkin tidak tahu jumlah dan kepada siapa berhutang. “Tapi mereka siap membayarnya. Ini kan hebat,” tandas Panji Gumilang.
Memang, menyanyikan lagu Indonesia tiga stanza itu menjadi salah satu perioritas pondok tersebut. Ketika menjelang senam saja, yang diutamakan menyanyikan lagu tersebut. Bahkan justru meniadakan sambutan karena waktunya sangat mepet.
Begitu pula ketika acara wisuda, lagu Indonesia Raya tiga stanza itu sangat mendapat perioritas. Tidak ada musik. Dinyanyikan oleh semua yang hadir. Kemudian dilengkapi teks di layar lebar untuk membantu bagi tamu undangan yang belum hafal lagu tersebut.
Nah, apakah ingin meniru Al Zaytun? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: