Tujuh Kiai Leluhur Dahlan Iskan Dikubur Hidup-Hidup oleh PKI, Gemetar Lihat Sumur Maut Soco

Tujuh Kiai Leluhur Dahlan Iskan Dikubur Hidup-Hidup oleh PKI, Gemetar Lihat Sumur Maut Soco

Leluhur Dahlan Iskan dikubur hidup-hidup oleh PKI di Sumur Soco, Magetan, Jawa Timur.-Diskominfo Magetan-radarcirebon.com

BACA JUGA:TERUNGKAP! Ini Alasan Syekh Panji Gumilang Dirikan Mahad Al Zaytun di Gantar Indramayu, Mirip Gontor?

Sebelum senam, Dahlan Iskan mengunjungi monumen keganasan PKI Madiun tahun 1948 yang lokasinya juga di desa itu.

Ada pemandangan aneh ketika Dahlan Iskan bersama Nafsyiah Sabri, isterinya mengunjungi monumen tersebut.

Dahlan Iskan tampak tertunduk haru. Matanya kosong memandangi monumen dan nama-nama korban keganasan PKI 1948 yang terabadikan di tempat itu. 

Sementara Nafsyiah Sabri merasakan getaran aneh ketika masuk di komplek monumen itu. Sepeti tersetrum oleh sesuatu yang tak terlihat. Bahkan Nafsyiah tampak mencari pegangan untuk menahan getaran itu. 

BACA JUGA:Ngeri! Korban Penipuan Tiket Konser Coldplay Berjumlah Puluhan Orang dan Kerugiannya Ratusan Juta

Menurut Kepala Desa Soco, Didik Haryono, ketika pemberontakan PKI 1948, kawasan PG Redjosari digunakan sebagai tempat untuk mengeksekusi tokoh penting dan pejabat pemerintahan.

"Menurut beberapa sumber, pada waktu itu PKI  menculik tokoh penting dan pejabat, seperti Kepala Kejaksaan, Kapolres, Bupati Magetan dan ulama alim di Magetan untuk dieksekusi," ujar Didik.

Dia menjelaskan, sebelum pembantaian tersebut dilakukan, salah satu orang dari PG Redjosari membuat rel kereta api tebu dadakan.

Rutenya dari jalur rel yang sudah ada tersebut, dibelokkan menuju sumur kosong. Sumur itu yang saat ini menjadi Monumen Soco.

BACA JUGA:Waspadai Penularan MERS-CoV di Tanah Suci, Kemenkes Himbau Jamaah Haji Agar Lakukan Ini

“Para korban pembantaian PKI ini, jenazahnya diangkut dari PG Redjosari ke Soco melalui rel kereta angkutan tebu, lalu dilemparkan ke dalam sumur," jelasnya.

Sebenarnya, ungkap Didik, di sekitar sumur yang saat itu, sudah menjadi pemukiman warga desa setempat.

Sebelum eksekusi dilakukan, warga yang bermukim di sekitar sumur tersebut diperintahkan untuk meninggalkan lokasi untuk sementara waktu. Mereka pun menginap di luar desa maupun di kediaman kerabatnya.

"Setelah kembali, warga mencium bau tidak sedap dari sumur yang sudah lama tidak dipakai. Karena takut dan terganggu dengan bau itu, maka warga sekitar menguburnya dengan tanah dan sampah,” jelas Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: