Petani Milenial Jabar Punya Program Baru, Magang di Jepang
Petani Milenial Jawa Barat punya kesempatan untuk magang di Jepang.-Biro Adpim Jabar-
BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Kepala Biro Perekonomian Setda Jabar Yuke Mauliani Septina mengatakan, ada sejumlah hal baru dalam program Petani Milenial.
Salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada Petani Milenial terpilih magang di Jepang.
BACA JUGA:Terancam Abrasi, Panji Gumilang Usul ke Pemkab Indramayu untuk Menata Pantai Eretan-Kandanghaur
Dengan program itu, kata Yuke, diharapkan Petani Milenial bisa melebarkan sayap hingga ke mancanegara, terutama dalam memperluas pasar penjualan.
Petani Milenial Goes to Japan tersebut menjadi hal baru yang dilaksanakan.
BACA JUGA:Al Zaytun Seperti Negara dalam Negara, Syekh Panji Gumilang Bilang Begini, Simak Kata-katanya
Peserta Petani Milenial yang mendaftar program tersebut sebanyak 95 orang. Mereka diseleksi oleh Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia Disnakertrans Jawa Barat dan lembaga penyalur kerja.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 orang lolos terjaring untuk mengikuti pelatihan angkatan pertama 2022.
BACA JUGA:Konsisten Dorong Aspek ESG, Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi dengan Volta, MCAS Group
Dari yang lolos seleksi, sebanyak 5 orang sudah interview dan berhasil mendapatkan kontrak magang dengan perusahaan Jepang di bidang Pertanian. Saat ini, 24 Petani Milenial tengah melakukan proses interview dengan perusahaan Jepang.
BACA JUGA:Proyek ke-5 Aeon Mall, Ada di Kota Deltamas Bekasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus melakukan sejumlah pembaruan pada program Petani Milenial.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mulai menerapkan sistem dashboard dalam pelaksanaan Petani Milenial 2022, mulai dari pendaftaran sampai perkembangan peserta.
BACA JUGA:Warga Guwa Kidul Cirebon Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pengeroyokan
Lewat sistem tersebut, para peserta sudah terjaring dan terklasifikasi mulai dari identitas, kebutuhan peserta, sampai peminatan peserta.
Lewat aplikasi, peserta juga bisa melaporkan perkembangan dan kendala dalam produksi. Hal ini makin memudahkan perangkat daerah pendamping dalam memantau kebutuhan dan aktivitas peserta. Keluhan peserta juga bisa ditindaklanjuti secara cepat. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase