Al Zaytun DI: Dahlan Iskan Menulis dengan Bijak

Al Zaytun DI: Dahlan Iskan Menulis dengan Bijak

Datuk MYR Agung Sidayu, Ketua Dewan Pengawas LKM Masjid Rahmatan Lil Alamin mengungkap kesannya atas tulisan Dahlan Iskan mengenai Ponpes dan Mahad Al Zaytun Indramayu.-Dok Pribadi-radarcirebon.com

Satu penyampaian yang sesuai dengan kode jurnalistik yang jujur dan adil, dimana sesorang harus mengimplemtasikan kaidah jurnalisme yang harus berusaha untuk secara adil mewakili berbagai sudut pandang dan kepentingan dalam masyarakat dan menempatkannya dalam konteks yang benar dan tidak memprovokasi perdebatan yang saling bertentangan.

BACA JUGA:Sebelum Dilantik Jadi Polisi Militer, Praktek Lapangan Dulu

Akurasi dan kejujuran juga mensyaratkan agar penyampaian ke masyarakat tidak mengabaikan poin-poin kebenaran yang mampu menyelesaikan kebenaran yang hanya berdasar pada persepsi tersebut di atas.

Sebagai seorang yang berpengalaman, DI menyajikan jurnalisme yang lebih dari sekadar menyediakan pemberitaan atas dasar kebenaran Jurnalistik.

Tetapi juga menjadikan tulisan dan atau pemberitaan sebagai jalan keluar untuk hingar bingar yang tidak berdasar pada etika Jurnalims yang sehat.

Jurnalisme mengemban tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas penyampaian kepada masyarakat luas, dengan memberikan informasi yang terverifikasi dan ketelitian intelektual.

BACA JUGA:NGGAK NYANGKA! 5 Menara Masjid Tertinggi di Dunia, Nomor 3 di Indramayu

Pemberitaan tanpa memperhatikan fakta akan gagal untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pemahaman masyarakat atas suatu masalah.

Dahlan Iskan dengan gaya tulisannya yang apik dan bisa difahami semua lapisan, telah melakukan tugas jurnalismenya untuk kemaslahatan masyarakat.

Banyak hal yang disampaikan oleh Dahlan Iskan terkait dengan Alzaytun Indonesia dengan jujur dan gaya jurnalism khas DI, yang kesemuanya mengingatkan saya pada apa yang disampikan oleh Prof Dr Tariq Ramadhan tentang “Islamopobhia” yang melanda dan atau disasarkan kepada Ummat Islam, yang harus di tanggapi dengan bijak dan tidak emosional yang pada akhirnya tercapai tujuan pihak pihak yang menginginkan perpecahan ummat dan berakhir dengan ketidak mampuan ummat Islam menghadapi tantangan nyata di hadapannya.

Pada akhirnya saya teringat akan apa yang disampaikan oleh Menteri Agama Jenderal Alamsyah Ratu Prawira Negara.

BACA JUGA:Program Beasiswa Bank Indonesia Cirebon, Begini Menurut Rektor Universitas Islam BBC

Bahwa umat Islam itu seperti ayam kampung, ada hajatan, ada upacara kematian, hajatan kecil dan besar, ayam dipotong, dijadikan opor, soto kemudian habis dilahap dan ayam dilupakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: