Saat Moeldoko Hendak ke Al Zaytun, Korem Cirebon Bilang Sulit Panglima, Ini yang Kemudian Terjadi

Saat Moeldoko Hendak ke Al Zaytun, Korem Cirebon Bilang Sulit Panglima, Ini yang Kemudian Terjadi

Kepala Staf Presiden yang juga mantan Pangdam III Siliwangi, Jenderal (Purn) Moeldoko bercerita kedekatannya dengan Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun.-KSP-radarcirebon.com

BACA JUGA:Giliran Saifuddin Ibrahim Membela Mahad Al Zaytun: Saya Taat Sama Panji Gumilang

“Saya penasaran, waktu itu memang tertutup. Saya melihat sampai terakhir mau wawancara, gimana persoalan bela negara di dalam? Dijawab staf di sana nggak ada yang berubah. Apa yang diajarkan dulu ke kami tidak ada yang berubah,” sebut Moeldoko yang mengaku baru-baru ini kembali menghubungi orang kepercayaannya di dalam Al Zaytun.

Atas pengamatannya, Moeldoko meyakini, tidak ada NII seperti yang dituduhkan. Meski dirinya juga tidak bisa memastikan 100 persen, karena tidak mengikuti kegiatan di sana setiap hari.

“Kalau saya melihat dari dalam, sepertinya tidak ada itu. Tetapi kan begini, kita tidak bisa mengikuti day by day-nya. Dari segi pendidikannya, formal kurikulumnya,” bebernya.

Bahkan sekitar 3-4 tahun yang lalu, Moeldoko juga sempat diundang hadir dan memberikan ceramah wisuda atas undangan Syekh Panji Gumilang.

BACA JUGA:Erick Thohir Sudah Janji, Ada Jatah 10 Persen untuk Palestina Tapi Ingat, Pertandingan Tetap Serius

Terkait isu yang kerap berkembang menjelang pemilu, Moeldoko menyarankan agar segera ditindaklanjuti. Sebab, perbincangan soal Al Zaytun ini, selalu hangat menjelang momen penting tersebut.

“Kalau ada penyimpangan dari doktrin ideologi mestinya ada pihak yang bertanggung jawab untuk segera diluruskan. Bukan hanya jadi perbincangan publik yang liar,” tegasnya.

Moeldoko bahkan menegaskan, di Al Zaytun ada sosok Panji Gumilang. Bila memang ada NII di sana, tentu saja sudah lama sosok pemimpin lembaga tersebut ditangkap. 

“Kalau nyata-nyata ada NII berkembang, wah itu ada Panji Gumilang. Ada orangnya. Tangkap saja,” tegasnya.

BACA JUGA:MATI-MATIAN! Dapat Uang Belasan Juta, Warga Bela Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang: Saya Butuh Perut Kenyang

Karena itu, dirinya berpesan agar isu yang berkembang tersebut dibuktikan dan tidak terus menerus liar. Sebab, dapat berdampak pada anak-anak yang belajar di Mahad Al Zaytun.

“Jangan membuat kegelisahan terhadap anak-anak yang belajar di sana. Kita berjalan di atas persepsi. Waktu saya jadi pangdam, saya memastikan. Kalau ada, saat itu juga saya tangkap,” tandasnya.

Apalagi, Mahad Al Zaytun bukan lembaga pendidikan baru. Tapi sudah puluhan tahun berdiri. Sehingga janganlah masyarakat hanya mengembangkan isu berdasarkan persepsi.

“Jangan kita hanya mengembangkan persepsi tentang isu-isu itu. Silakan bisa didalami lagi. Minimum Al Zaytun itu ada yang melihat, ada yang mengawasi, ada yang mengontrol dan menindak kalau ada yang menyimpang,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: