Connie Rahakundini Ungkit Korupsi 8 Triliun saat Tulis Surat untuk Syekh Panji Gumilang, Simak Kata-katanya

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Pengamat pertahanan dan militer, Connie Rahakundinie Bakrie menulis sindiran terkait korupsi Rp 8 triliun saat menulis surat kepada Syekh Panji Gumilang.

Surat itu ditulis Connie Rahakundini Bakrie dan diedarkan secara terbuka untuk Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun.

Dalam salah satu bait surat itu, Connie Rahakundini mengungkit mengenai korupsi dengan nilai total mencapai Rp 8 triliun.

Mulanya, Connie mengaku, tidak mengenal secara pribadi Syekh Panji Gumilang dan belum pernah bertemu sebelumnya.

BACA JUGA:WADUH! Seks sebagai Cabang Olahraga, Tapi Kok Begini Jadinya

Namun, Syekh Panji Gumilang memberikan kehormatan untuk menggunakan nama Connie pada kapal keempat yang akan dibangun Mahad Al Zaytun melalui PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.

Dahsyatnya, kapal keempat tersebut bakal dibuat dengan ukuran Bahtera Nabi Nuh yang mana sangat besar tentunya.

Connie mengaku kagum dengan tekad Syekh Al Zaytun mewujudkan blue economy, sekaligus menyampaikan bahwa nama dirinya belum pantas dipakai untuk kapal fenomenal itu.

Lantas Connie mengungkit mengenai biaya yang kemungkinan harus dikeluarkan Syekh Panji Gumilang untuk pembangunan kapal tersebut sebesar Rp 1,7 triliun.

BACA JUGA:Perbandingan Ukuran Bahtera Nabi Nuh dan Kapal Besar yang Dibangun Mahad Al Zaytun, Ternyata...

"Untuk membuat kapal sebesar Bahtera Nabi Nuh tersebut, syekh harus mengeluarkan dana setidaknya Rp 1,7 triliun," tulis Connie Rahakundini dalam surat itu.

Artinya, tulis Connie, bila kasus korupsi di sebuah kementerian yang katanya merugikan negara sampai Rp 8 triliun benar adanya, Syekh Panji Gumilang bisa dibantu pendanaannya.

"Syekh sesunguhnya dapat dibantu negara untuk mewujudkan tekad dan bisa langsung membuat 4 kapal sekelas Bahtera Nabi Nuh sekaligus," tulis Connie.

Karenanya, Connie sangat menyayangkan bila benar terjadi kasus korupsi di sebuah kementerian dengan nilai mencapai Rp 8 triliun.

Sumber: