Syekh Panji Gumilang Mengelola Pesantren seperti Konglomerasi, Merambah Laut dan Ekspor - Impor

Syekh Panji Gumilang Mengelola Pesantren seperti Konglomerasi, Merambah Laut dan Ekspor - Impor

Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun telah membuktikan bagaimana sebuah pesantren dapat dikelola dengan cara konglomerasi.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang sudah membuktikan bahwa pengelolaan lembaga pendidikan seperti yang dilakukan Mahad Al Zaytun bisa berhasil, dan sebesar sekarang ini.

Ketua Dewan Pengawas Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin, Datuk MYR Agung Sidayu memaparkan bagaimana Syekh Panji Gumilang melakukan pengelolaan tersebut.

Mahad Al Zaytun diperlakukan sebagai sebuah perusahaan besar atua konglomerasi yang kini sudah bisa ekspansi ke berbagai setor.

"Yang membedakan dengan pesantren lainnya di Indonesia, adalah cara pengelolaan yang dilakukan oleh Syekh Abdussalam Panji Gumilang," tulis MYR Agung Sidayu dalam tulisannya, yang dikutip radarcirebon.com, Minggu, 11, Juni 2023.

BACA JUGA:YUK AMINKAN! Bandung - Cirebon 1,5 Jam, Tol Cisumdawu Dibuka Pertengahan Juni, Sekarang Sedang Uji Laik Fungsi

Dijelaskan MYR Agung Sidayu, Syekh Panji Gumilang melakukan pengelolaan dengan serius, tartil dan penuh inovasi.

Dimulai dari pendidikan, pertanian terpadu, kini merambah ke kelautan terpadu, ekspor, impor hingga kehutanan hingga pengembangan sumber daya manusia.

Bahkan, kata MYR Agung Sidayu, Dahlan Iskan dibuat terkesan saat berkunjung ke Mahad Al Zaytun. Sebab, beberapa persoalan yang dihadapi saat menjadi Menteri BUMN, justru ditemukan jawabannya di pondok pesantren ini.

"Terjawab oleh apa yang dilakukan oleh Syekh Al Zaytun, yang telah menjadikan Al Zaytun Indonesia menjadi pesantren kaya," tulisnya.

BACA JUGA:HIDDEN GEM Kuningan Nih, Obim Village Linggarjati, Kafe dan Staycation yang Tenang

Misalnya dalam usaha pertanian terintegrasi, syekh menerapkan sistem pemberdayaan masyarakat dengan sistem kerjasama dalam pengelolaan.

Para anggota kelompok tani tersebut memperoleh berbagai fasilitas didalam usaha penggarapan sawah milik Al Zaytun Indonesia.

Mulai dari bibit unggul, modal, pupuk hingga lainnya. Barulah setelah panen, hasilnya dibeli Mahad Al Zaytun dengan harga yang lebih baik dari harga tengkulak. Bahkan masih di atas pagu harga dasar yang ditetapkan pemerintah.

Untuk menampung hasil pertanian padi ini, Syekh Al Zaytun telah mendirikan pabrik besar modern dan setiap saat silo selalu menampung lebih dari 1000 ton beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: