Masih Penasaran Sumber Dana Al Zaytun, Bantuan Asing, Arab Saudi, Israel atau Malaysia?

Masih Penasaran Sumber Dana Al Zaytun, Bantuan Asing, Arab Saudi, Israel atau Malaysia?

Banyak yang penasaran dari mana sesungguhnya sumber dana Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Masih banyak yang penasaran, dari mana sebenarnya dana yang diperoleh Ponpes Mahad Al Zaytun? Apakah dari bantuan asing? Atau memang benar-benar dari pendapatan yang diusahakan oleh pondok di INDRAMAYU itu sendiri?

Bila dari pungutan santri, rasanya sangat berat. Pondok yang dipimpin Syekh Panji Gumilang itu membangun pondok yang megah dan spektakuler dalam segala bidang. Uang sumbangan pendidikan sepertinya tidak cukup.

Dari bantuan asing? Masih gelap. Awalnya banyak yang menyangka dari Malaysia, karena banyak gelar yang dipakai petinggi Al Zaytun menggunakan istilah Melayu. Mirip yang banyak digunakan oleh bangsawan Malaysia.

Dari Arab Saudi? Atau dari Iran? Juga tidak jelas. Tidak terlihat kasat mata kalau pondok itu bekerja sama dengan Arab Saudi, Iran atau negeri Timur Tengah lainnya. Tidak ada jejak yang bisa ditelusuri.

BACA JUGA:TERANG-TERANGAN, Syekh Panji Gumilang Ingin Ubah Pemerintahan Indonesia, Hapus Pemda dan Kecamatan

Pondok itu justru bisa dibilang lebih dekat dengan kultur Israel. Bukan Arab atau Persia. Lihatlah pondok itu banyak menggunakan bahasa Ibrani. Baik untuk salam atau nyanyian. 

Yang sangat masuk akal memang jika sumber dana itu diusahakan oleh pondok itu dari usahanya sendiri. 

Lihatlah luas lahannya sampai 1.600 hektare. Hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan juga kayu keras yang sudah lama ditanam. Semua bisa dengan jelas bisa dihitung.

Tapi ternyata pihak Al Zaytun kurang begitu berkenan sumber dana Al Zaytun itu dikorek-korek atau diungkit-ungkit.

BACA JUGA:Netizen Senang Tante Ernie Muncul lagi di Instagram, Beneran Mau Cerai?

Ini seperti yang ditulis aktivis Mahad Al Zaytun yang bernama Hermawan. Dalam tulisan melalui media sosial, penulis minta masyarakat, terutama umat Islam, tidak gampang curiga dan menuduh Al Zaytun macam-macam.

Orang yang senang mengorek sumber dana Mahad Al Zaytun itu, menurut Hermawan, karena mempelajari Alquran hanya sepotong sepotong. Hanya diambil tentang ibadah ritualnya saja. Atau ibadah yang mudah mudahnya saja. 

Akibatnya, jelas dia, umat itu kebanyakan tidak menjalankan perintah secara kaffah atau keseluruhan. Yang akhirnya bila ada sebagian kecil mewujudkan perintah secara kaffah, mereka kaget dan terheran heran.

“Yang kejinya mereka bukannya silaturahim atau tabayun, malah memfitnah mencap sesat dan sebagainya dengan perkataan kotor,” tegas Hermawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: