Mendekati Idul Adha, Peternak Waspadai Kasus Lumpy Skin Disease pada Hewan Ternak
Menjelang Idul Adha, peternak sapi di Kabupaten Cirebon dikejutkan dengan penyakit LSD yang menyerang hewan ternak mereka. -Cecep Nacepi-Radar Cirebon
BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Jelang perayaan Idul Adha 1444 H, peredaran hewan ternak di pasaran mulai massif.
Pasalnya, menyembelih hewan kurban dalam perayaan Idul Adha, khusus bagi umat Islam yang mampu sangat dianjurkan.
BACA JUGA:Kabupaten Cirebon Klaim Angka Stunting Turun, dari 15.900-an jadi 14.014 Kasus
Kendati demikian, sejumlah penyakit sedang mengincar hewan-hewan ternak yang biasa dijadikan kurban, seperti Sapi ataupun domba.
Penyakit yang trend saat ini adalah Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi/kerbau merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang utamanya menyerang hewan sapi. Penyakit ini dicirikan dengan adanya benjolan pada kulit sapi.
BACA JUGA:Profil Singkat Imam Masjid Istiqlal, Sosok yang Didoakan Panji Gumilang Jadi Pemimpin Negara
Virus penyebab LSD termasuk dalam genus Capripoxvirus yang ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (lalat, nyamuk, caplak), pakan dan air yang terkontaminasi, serta penularan langsung melalui saliva, sekresi hidung, dan air mani.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Supriyanto, LSD hanya menyerang sapi dan kerbau karena hewan tersebut merupakan spesies yang paling rentan tertular LSD virus (LSDV).
BACA JUGA:Bukan Karena BBM, Korsleting Listrik Jadi Penyebab Mobil Terbakar di SPBU Bantarujeg
Virus tersebut memiliki reseptor spesifik pada sel dalam tubuh sapi yang menyebabkan virus dapat masuk dan bereplikasi di dalam tubuh.
"Hewan lain kemungkinan tidak memiliki reseptor spesifik yang dibutuhkan oleh virus untuk menginfeksi sel secara efektif. Sapi merupakan host utama dan paling rentan terserang LSD, spesies lain seperti kerbau air dan ruminansia liar. Namun, kambing dan domba dilaporkan resisten terhadap infeksi LSDV," ucap Supriyanto, Senin 12 Juni 2023.
Menurut Supriyanto, penyakit ini menyebabkan timbulnya benjolan atau bintik-bintik pada kulit hewan yang tertular.
BACA JUGA:Al Zaytun Kerahkan 10 Ribu Orang untuk Imbangi Demo FIM
Yang diawali dengan bintik-bintik tersebut kecil dan keras, tetapi secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase