Modifikasi Mobil untuk Kenyamanan Hingga Gengsi

Modifikasi Mobil untuk Kenyamanan Hingga Gengsi

CIREBON - Memodifikasi tampilan mobil agar terlihat lebih keren, kini tak hanya sekadar kebutuhan. Lebih dari itu, pada kepuasan dan gengsi. Namun banyak juga modifikasi untuk kenyamanan berkendara keluarga. Pemilik Autoraya, Heru Subagja menyampaikan, tren modifikasi mobil didominasi tipe minibus medium (MPV) seperti Avanza, Xenia dan Ertiga. “Aksesori yang dibutuhkan bisa dilihat dari tipe mobil karena akan sangat bergantung pada bujet yang mungkin nggak sedikit,” ujar dia pada Radar, Kamis (16/1). Heru mengungkapkan, 80 persen konsumen yang datang adalah mobil baru karena, aksesori bawaan pabrik biasanya masih standar. Segmen ini memang masih cukup “emosional” untuk menambah tampilan mobil. Namun marak mobil murah pemerintah Low Cost Green Car (LCGC) tak berkontribusi banyak pada modifikasi. Permintaan beragam mulai kaca film, audio multimedia, interior, variasi dan auto lighting. Soal bujet tak banyak berpengaruh bagi pehobi otomotif. Dijelaskan dia, full variasi tipe minibus bekisar Rp5-Rp10 juta termasuk eksterior plus audio multimedia, sedangkan untuk segmen menengah harus merogoh kocek lebih dalam antara Rp10-Rp15 juta. Mobil LGCC biasanya ganti sarung jok, tutup bensin dan handle pintu sekitar Rp1-Rp3 juta. “Mobil LGCC lebih melihat pada mobilitas kendaraan bukan aksesori. Kami menerapkan Motif Beli Utama (MBU) saat konsumen datang agar produk yang ditawarkan sesuai,” jelasnya. Heru banyak menerima konsumen dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI dan profesional. Selain ketentuan bujet di atas, pihaknya pernah menerima order modifikasi hingga Rp25 juta. Biasanya, lanjut dia, kalangan menengah ke atas lebih fokus pada kenyamanan. Contoh pilihan kaca film terbaik, audio dengan fungsi DVD dan player head race (TV mini dibagian tempat duduk). “Keperluan lainnya modifikasi untuk tampilan mobil agar terlihat macho seperti sirine dan towing. Umumnya beragam mulai garnist, lampu, handle pintu, bumper depan belakang, pijakan kaki dan roof rail,” ujarnya. Intens produksi mobil baru ternyata tak banyak berimbas pada bisnis aksesori. Lantaran banyak juga bermunculan tempat layanan aksesori mobil. Program diler juga cukup menghambat konsumen yang datang. Heru menambahkan untuk beberapa variasi mobil biasanya terbantu dengan menjadi vendor diler tertentu. Jika tidak ya dari konsumen perorangan dan persaingan akan terasa berat. “Ya bisa dibilang bisnis aksesori mobil flat saja,” imbuhnya. Salah satu warga yang menggunakan mobil untuk mobilitas sehari-hari, Windari Pandanita mengaku sejauh untuk kebutuhan modifikasi sah saja. Jika untuk gaya kembali pada individu masing-masing. Modifikasi yang dilakukan sebatas mesin bodi interior dan eksterior. \"Kalau sudah hobi tergantung kesenangan jadi, gak ada salahnya,\"akunya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: