Harga Rumah FLPP Diperkirakan Naik Jadi Rp95 Juta

Harga Rumah FLPP Diperkirakan Naik Jadi Rp95 Juta

CIREBON - Rencana kenaikan harga rumah dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Rumah (FLPP), diprediksi akan mempengaruhi konsumen di segmen ini. Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Cirebon, Wawan Setiawan mengatakan, pihaknya telah mendengar rencana kenaikan harga rumah program FLPP, namun hingga saat ini belum mendapatkan keputusan resmi pemerintah terkait besaran kenaikan harga rumah. \"Di tahun 2014 kemungkinan akan ada kenaikan. Kisaran kenaikannya kemungkinan menjadi Rp95-105 juta. Dengan naiknya harga jual rumah FLPP, otomatis akan berpengaruh terhadap cicilan,\" katanya ditemui Radar, Kamis (16/1). Kenaikan harga rumah program FLPP tidak lain dipicu karena harga tanah yang terus melambung. Namun begitu, hingga saat ini sejumlah pengembang masih menjual rumah program FLPP dengan harga Rp88 juta, sesuai dengan ketetapan harga di wilayah Cirebon. \"Kami masih menunggu ketetapan. Belum bisa dipastikan kapan akan naik. Tetapi, dengan adanya rencana kenaikan harga rumah program FLPP tidak begitu memberatkan. Sebab, konsumen tetap bisa mengangsur rumah selama 20 tahun,\" paparnya. Untuk wilayah Cirebon, ia mentargetkan pengadaan rumah FLPP dapat mencapai 7.500 unit. Angka ini meningkat dari pencapaian target di tahun 2013 sebesar 6.000 unit. \"Tahun ini kami akan terus lakukan sosialisasi untuk rumah-rumah FLPP. Mungkin akan lebih dari lima kali pameran sebagai upaya dan strategi untuk mencapai target tersebut. Meskipun kelihatannya agak lesu karena tahun 2014 ini ada pemilu legislatif dan presiden,\" ujarnya. Menurutnya, kondisi tersebut akan membuat konsumen berpikir dua kali untuk membelanjakan uangnya di pasar properti. Perkembangan pasar properti akan kembali stabil di tahun depan. Apalagi saat ini potensi di wilayah Cirebon semakin tinggi yang dipicu oleh pembangunan infrastruktur seperti tol Cikampek-Palimanan, Cileunyi-Sumedang-Dawuan, dan Bandara Kertajati. \"Kelihatannya, perkembangan tersebut akan terasa di daerah Palimanan, Majalengka, dan Kuningan. Karena untuk wilayah Kota Cirebon sendiri sudah padat dan sulit mencari lahan,\" jelasnya. (nda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: