Bantah Ajukan Tuan Rumah
GONJANG-GANJING kenapa Arema Cronous ditetapkan sebagai tuan rumah delapan besar IIC terus menggelinding. Kali ini giliran manajemen tim berjuluk Singo Edan itu yang membantah isu yang beredar kalau Arema lah yang mengajukan diri sebagai tuan rumah. General Manager Arema Cronous, Ruddy Widodo menjelaskan, setelah babak penyisihan selesai manajemen tidak pernah mengajukan diri sebagai tuan rumah delapan besar. Oleh sebagian kalangan, ditunjuknya Arema sebagai tuan rumah dinilai tidak netral karena Arema juga salah satu tim yang lolos delapan besar. \"Tidak pernah, kita ditunjuk,\" kata Ruddy, kemarin. Sebagaimana diketahui, sebelumnya Sekretaris PT Liga Indonesia Tigor Shalom Boboy menyatakan kalau ditunjuknya home base Arema, Stadion Kanjuruhan, sebagai salah satu tuan rumah IIC karena Arema mengajukan diri. Diantara tim-tim yang lolos, Tigor menyatakan kalau tim lain tidak ada yang mengajukan diri. Nah, karena bersikukuh tidak mengajukan diri sebagai tuan rumah itulah, Ruddy menyatakan kalau manajemen tidak berkewajiban menanggung akomodasi tiga tim yang bertanding di Malang yakni Perseru Serui, PS Barito Putra dan Sriwijaya FC. \"Memang sebelumnya ada klausul begitu, karena kita tidak mengajukan ya tidak berkewajiban,\" ucapnya. \"Tapi sudahlah, kita tidak mau ada argumen di media,\" imbuhnya. Tidak mengajukannya Arema sebagai tuan rumah tersebut lantaran dalam penyisihan IIC beberapa waktu lalu, Ruddy menyatakan kalau timnya tidak mendapat untung dari tiket. \"Hanya saat melawan Persija saja yang dapat untung,\" katanya. Sedangkan untuk dua pertandingan sebelumnya, yakni melawan Persela dan Persepam Madura, pendapatan tiket menurut Ruddy tidak terlalu signifikan yakni hanya berkisar di Rp150 juta. Untuk biaya akomodasi dan keamanan, manajemen mengaku rugi jika pendapatan hanya segitu. \"Bagaimana mau ngajuin jadi tuan rumah lagi kalau kita tidak untung,\" tambahnya. Karena masih belum maksimal untuk perolehan tiket itulah, Ruddy berharap dalam babak delapan besar animo suporter akan semakin meningkat. Sementara itu, PT Liga Indonesia (LI) tetap bersikukuh menyatakan bahwa penunjukan Malang sebagai salah satu host babak delapan besar IIC 2014 awalnya memang dari inisiatif Arema. Dan, itu tidak dimaksudkan untuk memberi keistimewaan kepada tim asuhan Suharno tersebut. Sekretaris PT LI Tigor Shalom Boboy menyebutkan, sedari awal pihaknya sudah memberikan tawaran kepada semua kontestan untuk menjadi host babak delapan besar. \"Dan, Arema yang berminat. Sedangkan yang bermain di Solo tidak satu pun yang minat untuk menjadi tuan rumah babak delapan besar,\" tuturnya. Rabu lalu (15/1) di Jakarta, Joko Driyono juga mengungkapkan kalau pihaknya sudah berdiskusi dengan peserta delapan besar. \"Dengan berbagai pertimbangan, Solo dan Malang dipilih. Finalnya di Sidoarjo,\" ujarnya. Joko menjelaskan, Solo dan Malang dipilih karena infrastruktur di kedua kota itu memadai. Selain itu, jarak tempuh serta kesiapan elemen lain untuk menyelenggarakan delapan besar juga cukup bagus. (riq/ren/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: